7. Please keep it

1K 79 10
                                    

"WOY ANAK BANDEL! UDAH DIBILANGIN JANGAN LAMA-LAMA MALAH NGGAK BALIK-BALIK!" semprot suara di balik sambungan telepon. Oh astaga, Haruto rasa suara melengking dari sambungan telepon yang terhubung dengan leader mereka membuat telinganya terasa pengang. Ia menjauhkan benda pipih itu dari rungunya, memincingkan sebelah matanya lanjut menatap layar ponsel dengan seksama, memastikan apakah benar yang berteriak di ujung sambungan telepon tadi adalah Choi Hyunsuk atau bukan.

'Hyunsuk Hyung'

Benar, itu Hyunsuk, pemuda 21 tahun yang sudah Haruto anggap sebagai kakaknya sejak masa trainee.

"Kaget gue."

"Balik kapan lo? Hah?"

Haruto tertawa cekikikan, hingga Hyunsuk yang masih bisa mendengarnya merasa kesal lantaran sambungan masih terhubung. "Haha, balik hari ini gue, beneran deh," jawab Haruto.

"Aiishh, hari ini? Lo nggak bo'ongin gue kan, Ruto-ya?" tanya Hyunsuk ragu dengan kata-kata yang dilontarkan oleh bibir manis Haruto. Ya, tentu saja karena Haruto rajanya membual. "Bilangnya hari ini nyampenya besok, sama aja sat."

"Haha, serius Hyung."

Hyunsuk meragu, dalam benaknya ia berkata 'pasti bohong' padahal Haruto memang sudah berencana kembali ke Korea hari ini, ia harus berbicara dengan Mashiho setelah sampai di sana. Terdengarnya rahasia besar Haruto di telinga Mashiho membuat pemuda tinggi itu cepat-cepat mencari cara agar Hyungnya itu tak keceplosan atau bahkan sengaja memberi tahu yang lain.

"Nggak ada lo, dorm jadi sepi, Junghwan juga nungguin lo balik, dan  lagi, promosi 'I Love You' masih ada sisa dua Minggu, lo kudu ikutan."

"Treasure itu dua belas, bukan sebelas."

"Lo tau nggak sih Hyung, sebenernya gue masih dibolehin sama YB Pd-nim kalo masih mau di Jepang sampe bulan depan," Haruto menjeda ucapannya sebentar, mengambil napas kalau-kalau Hyunsuk bereaksi berlebihan di ujung sambungan. "dengan syarat gausah ikut comeback bulan November mendatang."

"Wahaha, udah gue duga, lagian Pd-nim nggak segampang itu kalik buat ngasih izin ke kita."

"Udah ah! Buruan balik pokoknya, gue gamau tau," lanjut Hyunsuk sebelum mengakhiri sambungan.

"Iyaaaaaaaa~" Suara 'bip' terdengar menandakan sambungan telepon telah usai. Haruto menghela napas, bagaimana pun juga Haruto tetaplah manusia yang mempunyai rasa was-was dan khawatir terlebih rahasia besarnya kini berada di genggaman orang asing. Meskipun Haruto sudah mengenal Mashiho hampir dua tahun, tapi mereka tetaplah asing bahkan sebelumnya mereka tak mengenal satu sama lain meskipun terkadang orang bilang tak mungkin tak saling kenal karena mereka dalam satu negara. Bodoh! Mereka pikir Jepang hanya Fukuoka saja apa, tentu saja Jepang itu luas!

Tak tahu kenapa kepala Haruto pening. Ini semua karena ia terlalu memikirkan cara agar bisa menjelaskan semuanya kepada Mashiho. Atau bahkan mencari sebuah kebohongan untuk menutupinya.

"Ide bagus," gumam Haruto bermonolog. Tak lama, suara ketukan daun pintu membuat Haruto berpaling dari layar ponsel sejenak, muncullah seseorang menyembulkan kepalanya di balik pintu.

"Kak Haru, disuruh Mama makan," ucap Airi singkat lalu pergi.

Sesampainya Haruto di meja makan ia pun terduduk di samping Yuki, gadis itu terlihat diam sejak pagi menyapa.

Sejujurnya Yuki merasa bersalah, bukan karena ia menumpang hidup di rumah keluarga Watanabe, tapi karena marganya yang kini juga ikut berubah menjadi Watanabe. Tentunya, karena putra mereka adalah suaminya sekarang.

Hidden Wife || Haruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang