46. Hidding Something

469 44 8
                                    

Tuuuuuuuttt ....

"Ayo angkat dong ... please, angkat, Kak Haru!"

Sedari tadi Yuki terus merapal sembari berjalan mondar-mandir dengan wajah memucatnya. Jika tau akan seperti ini ia tak akan buru-buru pulang tadi. Ia bersedia jika semalaman harus bermalam di bawah jembatan sekali pun, sungguh.

"Hufft, terus ini gimana dong?"

Digigitnya kuat-kuat bibir bawah itu, dengan harapan semoga Haruto bisa mengangkat teleponnya.

"Please, Kak ... angkat, aku gatau musti ngapain."

Tangannya yang berselancar di layar ponsel bergetar hebat dengan detak jantung yang ikut terdengar kuat, perutnya mulas, keringat sebesar biji jagung muncul membasahi pelipisnya. Otaknya seakan tak bekerja sekarang.

"Ya ampun, sepatu gue!" pekik Yuki saat ingat jika alas kaki yang ia lepas beberapa waktu lalu ia letakkan di rak sepatu dekat pintu utama.

Tanpa pikir panjang, Yuki langsung bergegas mengambilnya. Akan tetapi, kepanikan semakin menjadi saat suara tombol password yang ditekan dari luar terdengar jelas di telinga. Ia tahu jika beberapa teman Haruto sekarang berusaha memasukkan password apartemen yang sudah lama tak mereka kunjungi.

Dan masalahnya, apartemen itu sekarang menjadi tempat tinggal Yuki. Dan lagi, bukan berarti baik jika mereka mengetahui perempuan asing berada di sini. Atau mungkin baik jika mereka berpikir staf baru seperti Yuki bisa mendapatkan akses masuk ke dalamnya. Ah tidak! Tetap saja itu bukan pertanda baik jika persembunyiannya terbongkar.

"Kak Haru, Kak Haru ... Halo, halo?" panik Yuki saat teleponnya diangkat oleh Haruto.

"Iya, iya, kenapa? Ada apa?"

"Dengerin aku, aku rasa di luar ada temen-temen kamu. Ini gimana? Aku harus ngapain? Please Kak, pulang sekarang! Bantu aku, aku takut. Aku gatau harus gimana, aku gamau semuanya kebongkar, aku gamau Kak Haru ketahuan. Please, please, please ...."

"Tenang, tenang, jangan panik."

"Gimana aku bisa gak panik --"

"Oke, sekarang kamu sembunyi dulu, cari tempat aman."

Yuki langsung berlari kembali masuk kamar, ia harus cepat-cepat mencari tempat persembunyian sebelum ketahuan.

"Di mana?"

"Dimana pun! Aku akan coba ngalihin perhatian mereka, kamu cepetan sembunyi."

"Aku takut."

"Semuanya akan baik-baik aja."

"Di balik kulkas bisa nggak?!"

"Ketahuan dong! Jangan di sana, yang lain!"

"Di mana?!"

"Ya mana aku tau!"

"Aduuuhh, di sini kali ya. Kalo di kamar mandi?"

"Jangan! Junghwan beser, jadi dia sering ke kamar mandi, Jeongwoo mulesan jadi dia selalu berak dulu kalo nyampe."

"Terus di mana dong?! Anjir, kayaknya mereka udah masuk!!"

"Aku bakal usir mereka biar pada balik ke dorm--"

"Oke, Kak, doain aku gak ketemu mereka, bye! "

Tut!

"Lo panik kenapa?" tanya Hyunsuk setelah Haruto memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

Hidden Wife || Haruto Where stories live. Discover now