38. Act Fool

1K 72 8
                                    

"Kak."

"Hm."

"Aku punya satu pertanyaan yang bikin aku penasaran banget banget banget dan harus banget banget banget aku tanyain ke Kak Haru langsung."

"Banyak banget, banget-bangetnya," gumam Haruto malas dengan mata terpejam dan kedua tangan yang ia lipat di bawah kepala.

Sudah lewat jam sebelas malam dan Yuki masih juga belum tidur? Padahal Haruto hampir saja melebur ke dalam mimpinya, tapi apalah daya jika gadis di sampingnya ini belum merasa mengantuk, Haruto jadi ikut terjaga sekarang.

Mendengar respon Haruto yang seperti itu membuat Yuki mendengus mencebikkan bibir. Ia lantas mengubah posisi tidurnya menjadi miring menghadap ke arah Haruto dan melipat sebelah tangan kirinya untuk ia jadikan sebagai bantalan kepala.

"Kok bisa sih hidung Kak Haru semancung ini?" tanya Yuki random, tanpa sadar menyentuh hidung Haruto dari atas menggaris hingga ke bawah dan berlanjut sampai menyentuh bibir yang berakhir pada dagu. Hal itu menyebabkan Haruto menoleh ke kanan dimana wajah cantik natural Yuki terpampang dengan jarak begitu dekat dari wajahnya.

Malam-malam begini yang jadi topik pembicaraan hanya sekadar masalah hidung mancungnya saja? Yuki sehat? Ah~ padahal Haruto sangat mengantuk.

Refleks, Haruto mencubit hidung mungil Yuki dengan gemas. "Hidung kamu juga mancung."

"Mancung ke dalem," jawabnya yang mengundang kekehan kecil Haruto.

"Haha .... Kamu pengen punya?" Yuki mengangguk antusias. "Sayangnya kamu nggak bisa, tapi anak-anak kita bisa."

Blush!

Oke, kali ini Yuki mengaku kalah, karena rasanya ada jutaan kupu-kupu terbang menggelitiki perutnya.

Wajahnya terasa panas sekarang, degup jantungnya pun seakan berlomba di dalam sana. Yakin sakali, pasti sekarang ia sudah semerah kepiting rebus.

Lantaran merasa malu dan tidak ingin Haruto melihat rona merah muda di kedua pipinya, Yuki berpaling. Ia memajukan bibirnya agar Haruto tidak curiga bahwa sekarang hatinya sedang tidak baik-baik saja.

"Kenapa gitu? Pengen dicium?"

"Ish!"

Ternyata pekerjaan Haruto selain menjadi idol juga jadi tukang gombal sekarang.

Mereka pun diam. Yuki yang sibuk mengembalikan ritme degupan jantungnya dan Haruto yang dimabuk rasa kantuk.

Langit-langit berwarna putih itu menjadi objek utama Yuki sekarang. Kalau boleh jujur Yuki sama sekali belum merasa mengantuk. Ia sebenarnya lelah, tapi karena banyak sekali pikiran yang terus menghantuinya Yuki jadi tidak bisa tidur.

Begitu banyak hal yang harus ia bicarakan dengan Haruto. Mulai dari masalah pendidikannya yang tertunda karena ikut terbang ke Korea, sampai masalah kehamilannya.

Yuki takut! Takut sekali.

Semakin sering ia membaca artikel tentang kehamilan di usia muda, ia semakin ketakutan.

Berapa usianya saat ini? Yang pasti masih sangat belia.

Ia tak bisa berbagi cerita dengan siapapun sekarang. Ibunya, Haruto, atau bahkan Mama Haruto. Tidak satupun dari mereka.

Teman-teman Yuki? Bahkan Yuki sudah menikah saja mereka tidak tahu, bagaimana mau membicarakan tentang hal ini.

Yuki merasa bahwa kepalanya hampir saja mau pecah!

Perlahan sudut mata Yuki bergerak dan mendapati Haruto tengah menatapnya dengan intens. Ingin sekali Yuki memberitahukan hal-hal serius tadi kepada Haruto, tapi nyatanya yang keluar dari mulutnya malah sebuah pertanyaan konyol.

Hidden Wife || Haruto Where stories live. Discover now