43. Untouchable

847 100 16
                                    

"Hueeekkk."

Dari tadi pagi, sejak baru pertama kali terbangun dari mimpinya, Yuki sudah dihajar habis-habisan oleh morning sickness yang sangat menyiksa.

Baru satu menit keluar kamar mandi terasa mual lagi, baru sedetik berdiri sudah ingin muntah lagi. Begitu saja seterusnya sampai Kadal beranak Ayam!

"Gila, gila ... nih bayi emang pro banget sama bapaknya, sampe-sampe emaknya nggak dikasih jeda buat napas bentar-- huekk."

Perutnya masih kosong, sedikit pun belum terisi makanan, tak heran jika yang keluar hanya berupa air. Meskipun begitu, Yuki tetap merasa lemas karena kekurangan asupan.

Terduduk lemah di lantai kamar mandi yang dingin, Yuki menatap nanar ke arah closet.

'Kalo gini ceritanya beneran bisa dehidrasi nih gue,'

Kepalanya tertunduk lesu dengan kedua tangan yang menopang dan mata terpejam. Pikirannya langsung melayang sejauh mata memandang.

Hari ini hari kedua ia bekerja di YB Entertainment, seharusnya seperti itu. Tapi kondisinya sekarang benar-benar tidak memungkinkan. Lebih tidak mungkin lagi kalau seandainya ia izin di hari keduanya masuk kerja.

Bekerja. Tidak seharusnya Yuki melakukannya, bahkan teman-temannya masih sibuk dengan tugas sekolah. Tapi apalah daya seorang gadis yang sudah berumah tangga? Mencuci baju, mencuci piring, membersihkan rumah, memasak, ya ... meskipun sering kali ia mendapat hujatan dari suaminya karena masakannya terlalu asin, semuanya Yuki lakukan seorang diri sekarang.

Mungkin orang-orang di luar sana sangat mengidam-idamkan menjadi seorang istri bagi Watanabe Haruto, mungkin juga mereka kira akan sangat menyenangkan bisa berumah tangga dengan pria jangkung itu.

Jika bisa, Yuki ingin bertukar nasib saja.

Yuki tak sanggup, ia benar-benar dibuat stres. Ditambah lagi dengan sebuah fakta yang mengatakan bahwa ia tengah mengandung sekarang.

Tiba-tiba ia menikah dengan Haruto, tiba-tiba ia mengandung anaknya, dan tiba-tiba ia jatuh cinta dengan pria brengsek yang sialnya suaminya itu. Semuanya serba tiba-tiba. Yuki tidak siap!

Masalah yang akhir-akhir ini muncul semakin meyakinkan Yuki bahwasannya kehadiran sosok mungil ini hanyalah ketidak sengajaan mereka.

Dan tiba-tiba pula ... terbesit ide gila dalam otaknya.

'Mungkin nggak ya semuanya bakal balik kayak semula kalo bayinya nggak ada?'

Haruskah Yuki melakukannya?

Air matanya jatuh tanpa permisi.

'Maafin Mama ya karena Mama belum berani bilang ke ... ke Papa kamu. Selalu sehat sampai Mama siap ngasih tau keberadaan kamu, ok?'

Seperti ada hal magis yang mendorong dirinya untuk tetap tegar dan kuat dari dalam. Sedikit aneh memang, tapi Yuki merasakan sendiri perutnya beberapa kali terasa seperti ditendang. Tidak begitu kuat, tapi mampu membuat hatinya bergetar, dan senyum tipisnya pun muncul.

Ada perasaan bahagia kala ia merasakan tendangan kecil itu kini mulai terasa. Ada pula perasaan tak percaya bahwa kini perutnya benar-benar terisi nyawa. Dan ada juga perasaan bersalah karena ia sering mengabaikan makhluk tak berdosa itu, atau bahkan sering melupakan keberadaannya.

Setelah bergelut dengan pemikirannya, Yuki putuskan jika ia akan tetap berangkat kerja sekarang!

"Ugh! Tersiksa banget gue jadi ibu hamil!" dumelnya saat mencoba untuk berdiri dengan tangan gemetar yang menekan lantai.

Hidden Wife || Haruto Where stories live. Discover now