12. Weird Taste

951 76 9
                                    

Kicau burung di pagi hari membangunkan beberapa pemuda dari tidur nyenyak mereka. Hyunsuk dan kawan-kawan sudah siap sarapan bersama, dengan menu di meja makan yang dimasak oleh Mashiho petang tadi. Tadinya, Park Jihoon yang akan memasak, akan tetapi Pria Takata langsung melarangnya dengan alasan agar tak terjadi kebakaran di asrama mereka. Dan ajaibnya, pria berotot itu menyetujui tanpa banyak protes ataupun drama perjulidan seperti biasa. Mashiho pikir, mungkin perutnya kelaparan.

Nasi putih dengan uap mengepul di atasnya mengalihkan perhatian Junghwan. Bayi sapi itu meniup-niupnya dengan bibir yang manyun ke depan. Melihat tingkah menggemaskan So Junghwan, Hyunsuk jadi gemas sendiri. Maknae mereka benar-benar masih bayi!

Sedangkan dari arah kiri muncul seorang Yoshinori, mengeluari kamar dengan piyama bermotif  abstrak warna biru navy yang terlihat sungguh lusuh bahkan compang-camping berpadu dengan wajah bantalnya yang tertutup oleh poni berantakan.

"Aigoo~ uri Yoshi! Gue pikir zombie," kaget Hyunsuk lantang, membuat Doyoung dan Junkyu menoleh bersamaan bak satu hati dalam dua raga.

"Hyeong, tumben-tumbenan bangun siang?" tanya Doyoung sembari mengambil nasi untuk ia taruh di atas mangkuk kecil di depannya, lalu setelah itu softboy yang mendapat predikat buaya di kalangan penggemar beralih ke mangkuk yang berada di depan Junkyu dan si bontot -Junghwan, mengisinya dengan sukarela.

Yoshi berdehem malas menanggapi pertanyaan Doyoung, kemudian pria itu menarik kursi yang berada di hadapan Jaehyuk, mendudukkan dirinya di depan pria tampan yang lain, mengabaikan semua pandangan-pandangan penuh tanya.

Duduk tak jauh di seberang Kim Junkyu, lelaki Hamada mengalihkan pandangan yang sebelumnya berfokus pada gerak-gerik Yoshi. Kemudian Asahi berdesis ketika menyadari mangkuknya yang terletak cukup dekat dengan Kim Doyoung tak ikut diisikan nasi. Padahal jika dilogika, tentu tangan Doyoung cukup panjang untuk meraih mangkuk tersebut.

"Junkyu sama Junghwan aja nih yang diambilin, guenya enggak?" sindirnya.

Tahu jika atmosfer pagi ini sedikit berubah, Park Jihoon --pria itu berinsiatif meraih mangkuk milik Asahi yang duduk di sebelahnya. Mengisi dengan nasi hangat tanpa banyak ba-bi-bu, lalu menyerahkan kembali pada sang pemilik.

"Nih."

"Gomawo." Jihoon hanya tersenyum menanggapi ucapan Asahi. Tindakan Jihoon barusan membuat Hyunsuk terfokus kepadanya, entah mengapa. Kagum? Sepertinya tidak.

Meja makan cukup hening sampai tiba-tiba suara Yedam yang keras merusak pendengaran terdengar hingga mengagetkan Hyunsuk. Hampir saja jantungnya pindah ke Lambung.

"NGAJAK GELUD LU! KEMBALIIN NYET, PUNYA GUE TUH!"

"Minta dikit! Pelit amat."

Jihoon langsung berdiri dan menggulung lengan kaos Polo yang ia gunakan. Memelototkan matanya tajam, hal itu tentu membuat nyali Yedam dan Jeongwoo yang tadinya bertengkar menciut. Appa Jihoon dengan bicepnya terlihat menakutkan.

"Yedam Hyeong pelit banget, gue kan cuman minta, Hyeong," jelas Jeongwoo menatap Jihoon dengan mata kucingnya yang memelas, meminta pembelaan.

Mashiho menggeleng kecil dengan perkelahian Yedam yang menjadi tetangga kursi sebelah kirinya. Pria mungil itu lebih memilih melanjutkan sarapan dan menikmati hasil kerjanya yang ia rasa lumayan enak meskipun sedikit kelebihan garam.

Kita beralih ke Hyunsuk. Terlihat frustasi. Sudah, itu saja. Pria itu tersiksa dengan ulah Jeongwoo yang hampir tiap paginya ada ... saja perkelahian kecil dengan member lain. Tidak dengan Junghwan, tidak dengan Yedam, tidak pula dengan Junkyu, atau yang sering terjadi malah dengan Haruto.

Hidden Wife || Haruto Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt