47. Can't Hide

766 63 11
                                    

"Ssstt ..." Haruto menempelkan jari telunjuknya di bibir Yuki. "Selama kamu nggak teriak, kita aman."

"Gimana?" tawar Haruto yang dijawab oleh Yuki dengan anggukan dua kali. "Good girl."

Lagi-lagi Haruto dapat merasakan dan mendengar jantungnya yang semakin memompa kian cepat. Jadi, apa detak secepat ini yang dinamakan orang jatuh cinta? Jika demikian, maka Haruto rasa ia talah jatuh cinta kembali untuk kesekian kalinya kepada Yuki.

Keduanya tersenyum manis, matanya terkunci satu sama lain. Jemari Yuki tanpa sadar bergerak pelan pada dada bidang Haruto yang semakin hari semakin terbentuk. Tapi tiba-tiba saja wajah Yuki berubah datar, ia ingat saat Haruto memamerkan keindahan tubuhnya di atas panggung konser tadi. Ia kehilangan moodnya.

"Kenapa?"

"Udah dilihat banyak orang, udah nggak menarik lagi," jawabnya memalingkan wajah ke samping.

Hah? Haruto seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan Yuki, secepat itu ia bisa mengubah suasana hatinya? Dari yang awalnya sedih sampai menangis, tersenyum manis, dan kini berubah jadi tatapan sinis.

Yang benar saja?

"What ... ? Ap--taa ... sshhh, aghk!" Haruto mengacak rambutnya frustasi.

"Sayang, liat sini." Dagunya dibawa Haruto untuk kembali menatapnya. Dengan tatapan datar, Haruto berusaha menjelaskan. "Aku ini kan idol, yang tadi itu cuman profesionalitas doang, aku nggak bermaksud apa-apa, lagian juga nggak keliatan."

"Keliatan!"

"Nggak keliatan, Sayang."

"..."

"Kamu cemburu ya?" Bukannya menjawab Yuki malah menonjok dada Haruto keras, tapi tak terasa sekeras itu juga sih bagi Haruto, namun tetap saja hal itu membuat Haruto meringis. "Sakit, Sayaaaangg ..."

"Rasain!"

"Yaudah, aku minta maaf kalo gitu. Aku cuman sayang kamu~" ucap Haruto mendayu sambil memeluk Yuki erat dan membenamkan wajahnya pada ceruk leher Yuki, berusaha meyakinkan Yuki bahwa ucapannya bukan sekadar bualan belaka.

"Kak Haru lepasin, sesek ..."

Dihirupnya dalam-dalam aroma menenangkan dari area leher Yuki, ia ciumi leher putih itu dengan lembut hingga membuat Yuki kegelian. Lama kelamaan tangannya yang ada di belakang punggung Yuki bergerak melepas kaitan bra dari luar kemeja putih yang Yuki kenakan.

Ctkk.

"Kaaahhk ..."

Bukannya berhenti, Haruto malah semakin menjadi saat jambakan pada rambut belakangnya ia rasakan. Gadis itu terpejam, menarik napasnya dalam, tanpa sadar kepalanya sedikit demi sedikit semakin mendongak mengikuti alur permainan yang Haruto buat.

"Aah Kak Haru ..." racaunya berantakan.

"Kamu harus tau ... dari jutaan penonton, nggak ada satu pun dari mereka yang bisa bikin aku jadi seterpikat ini, cuma kamu."

Percayalah, sekarang Yuki tak bisa fokus pada apapun karena yang jelas kini ia bisa rasakan bahwa ada sesuatu yang keras pada Haruto yang semakin menekannya.

"I love you," bisiknya menjilat telinga Yuki.

Yuki kembali terpejam dengan bibir bawah yang ia gigit kuat. Ini sudah bukan yang pertama lagi bagi mereka, tapi Yuki selalu merasa takut untuk memulainya. Wajar saja, mereka jarang dan tak sesering itu melakukannya.

"Jawab aku, Sayang ..."

Tak kunjung mendapatkan jawaban, Haruto mengangkat kepalanya dan itu berhasil membuat Yuki membuka mata. Mata mereka bertemu kembali.

Hidden Wife || Haruto Where stories live. Discover now