26. You Okay?

1.1K 84 8
                                    

Tin tin!

Refleks Yuki menoleh ke arah kanan begitu suara klakson terdengar. Orang di atas motor besar tersebut membuka kaca helm full face-nya, menampakkan garis matanya yang begitu Yuki kenal.

"Mau aku anter pulang nggak?" tawar pria itu, siapa lagi kalau bukan Rui.

Kesempatan tidak datang dua kali.

Melongok ke kanan dan ke kiri, tidak ada tanda-tanda akan kehadiran sopir pribadi yang akan membawanya pulang ke istana milik sang raja.

Nebeng doang, apa salahnya kan.

Dan perlahan kepalanya mengangguk. Mengiyakan.

Satu pertanyaan yang saat ini sangat ingin Yuki lontarkan pada dunia.

Kenapa penyesalan selalu datang belakangan?

Kini, Yuki mengumpati dirinya sendiri setelah matanya yang menatap jalanan malam menyadari jika arahnya pulang bukan lagi melewati jalur yang menghubungkan antara daerah sekolahnya dan Fukuoka kota.

Ck! Gimana gue bilangnya coba?

Iya. Rui mengantarnya pulang ke Munakata, rumahnya. Bukan rumah Haruto.

"Berhenti di gang depan ya."

"Kenapa? Aku anter sampe rumah aja," jawab Rui dengan suara nyaring lantaran bertabrakan dengan kencangnya angin.

"Berhenti di gang depan!"

Enak saja main antar sampai rumah, lagian Yuki juga sudah tidak pulang ke sana. Ingin Ibunya jantungan atau bagaimana.

Bisa-bisa Ibu Yuki salah paham kepadanya, dan berpikir bahwa hubungan Haruto dan putrinya yang selama ini ia anggap harmonis hanyalah dusta semata, saat tahu jika Yuki yang telah menjadi hak milik menantunya malah pulang diantar oleh seorang pemuda yang bahkan sedikitpun tidak ia kenal.

Motor itu pun menepi.

"Hati-hati ya, aku duluan," pamit Rui, setelah itu deru motornya yang terdengar meninggalkan Yuki seorang diri di pinggiran jalan.

"Kalo gini ceritanya mending enggak aja tadi!" Yuki menendang-nendang kerikil.

"Argghh! Makin jauh kan!"

"Apa pulang ke rumah aja ya?" monolognya. "Ah enggak ah! Ntar dikiranya aku ada masalah lagi sama Kak Haru pulang ke rumah malem-malem gini."

Hubungan Haruto dan Yuki itu baik, lebih baik ketimbang bulan-bulan sebelumnya. Meskipun masih tetap tidak bisa dikatakan layaknya pasangan pada umumnya, tapi rumah tangga yang mereka bangun tergolong dalam kategori wajar bagi pasangan suami istri muda yang selalu dibumbui dengan sedikit cekcok ringan.

Yang jelas Haruto dan Yuki, keduanya tidak lagi berakting ketika berada di depan orang lain, khususnya Mama-Ayah Haruto.

Memikirkan hal tersebut membuat Yuki sedikit menghela napas lalu tangannya menarik liontin berbentuk kupu-kupu yang kala itu Haruto pasangkan pada lehernya.

"Kak Haru, aku takut," lirihnya mengamati sekitar.

Jalanan yang mulai berangsur sepi, membuat rasa lelah di kakinya lantaran menelusuri trotoar kian terasa.

Bus ataupun angkutan umum, keduanya tidak ada yang Yuki temui. Bahkan Yuki tidak tahu jam berapa sekarang karena ponselnya mati dan ia jarang menggunakan arloji.

"Kalo gue ada yang nyulik, gue harap penculiknya Teume, biar Kak Haru nebusnya nggak mahal-mahal."

"Tapi kan Kak Haru banyak duit! Blackcardnya kinclong gitu!"

Hidden Wife || Haruto Where stories live. Discover now