"Terimakasih telah mengenalkan keindahan dunia dalam perasaan suka maupun duka, wahai kekasih hatiku, Afreeda...."
Disembunyikan selama dua puluh delapan tahun hanya untuk mengisi kekosongan takhta akibat peperangan antar saudara. Pangeran Chevalier...
I might have been in love before But it never felt this strong...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Jeno, pergilah bersama Vernon, masih banyak hal yang harus kau pelajari darinya. Dan satu lagi, bawalah semua pasukan bersamamu, aku baik-baik saja tanpa pengawasan kalian"
Jeno tidak bergeming untuk beberapa saat. Iris kelamnya sibuk memandangi wajah cantik Taeyong, bahkan salah satu tangannya masih menggenggam jemari lentik milik lelaki mungil tersebut. Aneh, hanya itu yang bisa ia simpulkan untuk saat ini "Ya— Baiklah, aku permisi. Semoga yang agung memberkati kita semua"
"Taeyong, apa kau baik-baik saja?"
"Ah aku tak apa, pangeran Jung" Taeyong menunduk; memperhatikan tanah lapang sepertinya lebih menyenangkan dibanding harus bertatap mata dengan sang pangeran. Ditambah lagi dengan kehadiran Ten, Johnny serta Haechan yang tidak henti-hentinya menatap ke arahnya. He hoped they wouldn't think about anything wrong
"Bubu! Bubu gendonggg~" Beomgyu mengulurkan kedua tangan ke arah Taeyong disertai lompatan kecil. Berlarian mengitari sisi distrik ternyata sangat melelahkan "Bubu mari pergi, untuk apa kita berdiam diri disini? Apakah bubu tidak ingin bermain bersama Gyu?"
Taeyong tersenyum manis sembari menyamakan tingginya dengan Beomgyu. Sekarang ia percaya jikalau anak kecil adalah perwujudan dari yang maha agung. Buktinya, Beomgyu bisa mengalihkan seluruh perhatian dengan mengajaknya bermain. Kalau begini caranya, ia tidak perlu kembali bersusah payah untuk menghadapi pangeran Jung atau sahabatnya yang lain
"Tentu saja aku akan bermain dengan Gyu. Nah, kemarilah" Taeyong berusaha mengangkat tubuh Beomgyu sebelum kembali melanjutkan ucapan, tapi perbuatannya harus digagalkan ketika kedua lengan kekar beralih mengambil tubuh mungil Beomgyu dari jangkauannya "P-pangeran... biar aku saja"
"Wah! Paman sangat tinggi, Gyu seperti sedang terbang bagai burung di langit! Kalau bersama bubu, hufttt~ bubu itu pendek"
Oh astaga, sepertinya Taeyong harus menarik kembali pemikirannya. Seorang anak memang digambarkan sebagai perwujudan yang agung— tapi tetap saja, anak kecil tidak pernah pandai berbohong. Bahkan Beomgyu mengungkapkan proporsi tubuhnya secara terang-terangan di khalayak umum, dan hal tersebut sukses membuatnya malu
Jaehyun tersenyum kaku, untuk pertama kali dalam hidupnya ia menggendong seorang anak kecil. Terasa asing, tapi tidak buruk seperti yang dibayangkan "Benarkah? Kalau begitu, biar paman yang menggendongmu, bubu pasti lelah karna terlalu banyak bermain"
Jaehyun mendekati telinga Beomgyu lalu beralih berbisik "Bubu tidak boleh terlalu lelah, nanti akan ada penyihir jahat yang menculiknya..."
"Tidak! Gyu tidak mau bubu diculik. Kalau begitu, Gyu bersama paman saja! Gyu bersumpah akan menjadi anak baik dan tidak nakal"