"Terimakasih telah mengenalkan keindahan dunia dalam perasaan suka maupun duka, wahai kekasih hatiku, Afreeda...."
Disembunyikan selama dua puluh delapan tahun hanya untuk mengisi kekosongan takhta akibat peperangan antar saudara. Pangeran Chevalier...
I can take all the madness the world has to give But I won't last a day without you
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kau jatuh cinta, benar begitu Markurius adikku?" Medea terkekeh sinis saat Mark hanya terdiam dengan rahang tajam yang bergemelatuk, menunjukkan jikalau sang pangeran sedang termakan emosi berkat ucapannya yang sama sekali tidak berniat menyinggung pihak manapun "Tak perlu menyangkal, mungkin jatuh cinta pada pandangan pertama memang benar adanya— sama seperti kau dengan lelaki cantik... tepatnya lelaki milik pangeran Jung, hahahaha"
Kedua iris Mark beralih menatap wajah cantik Medea dengan pandangan meremehkan, membuat yang bersangkutan sedikit terkejut. Bagaimana tidak, sang adik seakan-akan sedang menjatuhkan derajatnya hanya dengan sedetik tilikan. Memuakkan! "Apa maksudmu? Tidak mungkin ada kata 'kepemilikan' atas hak tuntutan seseorang"
Medea mengangguk paham; benar, mungkin perkataannya mengajuk sedikit berlebihan "Yah, kau pasti bisa menyadarkan diri sendiri dengan mata kepalamu. Disaat Jaehyun— maksudku, pangeran Jaehyun bersikap posesif berlebih, disaat pangeran memberikan jubah pribadinya untuk seorang lelaki yang bahkan bukan termasuk anggota kerajaan... apakah tidak terasa janggal?" Medea membingkai wajah Mark, kemudian mengangkat dagu sang adik dengan telunjuknya "Jangan menjadi pengecut, berusahalah secara sehat. Dapatkan dirinya, atau tidak sama sekali"
Mark mendecih kasar. Kini pikiran dan hatinya tidak sejalan seirama; disatu sisi ia menyetujui saran Medea, namun di sisi lain perasaan tidak senang menguasai batinnya "Sebelum bertindak lebih jauh. Biarkan aku bertanya satu hal padamu, sebenarnya perihal apa yang sedang kau lakukan, kak?"
"Jelas-jelas kau tidak tertarik dengan pangeran Jaehyun, dan kau terlihat begitu memuakkan dengan penampilan feminim seperti sekarang— itu bukanlah jati dirimu yang sebenarnya" Tidak ada yang aneh dari penampilan Medea; wanita yang berstatus sebagai seorang kakak dari sang pangeran hanya berpakaian layaknya wanita bangsawan kebanyakan. Hanya saja Mark sangat-amat tak terbiasa, karna selama berada di Esperanto, Medea kerap kali menggunakan pakaian yang menyerupai pakaian lelaki "Dan kudengar, kau sudah tidak tertarik dengan pernikahan..."
Sebagai sosok keluarga terdekat, Mark tentunya paham dengan setiap pergerakan dari sang kakak. Akhir-akhir ini semuanya terasa kikuk, entah dari segi rencana ataupun perilaku yang berubah drastis tanpa peringatan mula-mula. Sejujurnya, Medea berhasil membuat dirinya dilanda oleh kebingungan. Namun pendirian adalah hal terpenting, ia tidak bisa menurunkan ego hanya untuk mengetahui tujuan dibalik suatu langkah
"Kau berpikir terlalu jauh, adikku tersayang. Aku tidak pernah merencanakan apapun, semuanya sudah berjalan sesuai alur" Medea tersenyum manis, setelah itu ia menuntun Mark untuk berbaring di atas ranjang tanpa beban sedikitpun "Aku memang tidak tertarik untuk menikah, setidaknya untuk saat ini... meskipun begitu, apabila diriku disuguhkan takhta ratu dan memiliki suami setampan pangeran Jung, lantas siapa yang bisa menolak semua keberkahan tersebut hmm?"