27. Let me in [M]

13.8K 1.9K 540
                                        

Let's meet again, when the spring breeze passes
I will smile brightly, when the spring breeze passes



-Mature-

\\Seperti biasa akan ada pembatas di scene 21+\\


"Aaron mari berhenti sejenak, tampaknya ama mulai kelelahan" Abraham mengusap peluh yang membanjiri pelipis Taeyong dengan telaten, sementara kedua irisnya sibuk memperhatikan wajah si lelaki mungil disertai mimik murung "Apakah ama haus? Abra aka...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




"Aaron mari berhenti sejenak, tampaknya ama mulai kelelahan" Abraham mengusap peluh yang membanjiri pelipis Taeyong dengan telaten, sementara kedua irisnya sibuk memperhatikan wajah si lelaki mungil disertai mimik murung "Apakah ama haus? Abra akan mencari sumber mata air terdekat jikalau memang berniat memuaskan dahaga. Aku tidak suka melihat ama lemah seperti sekarang, itu membuat hatiku sakit"

Taeyong tidak haus, tetapi fakta bahwa dirinya lemah memang tak bisa disangkal begitu saja. Ia merasa seakan-akan kehilangan seluruh tenaga, terlebih kedua remaja tampan di depannya terus menyeret langkah menuju tempat yang terlihat menawan namun tetap dianggap antah-barantah olehnya. Oh astaga, sang baron berhasil dibuat kebingungan untuk sekian kalinya! "Bisakah kita kembali ke istana? Aku memiliki banyak urusan bersama pangeran Chevalier. Ku mohon mengertilah... aku tak mungkin mengikuti kemauan kalian yang sampai saat ini tidak jelas asal-usulnya"


Aaronyzeus serta Abraham saling bertatapan selama beberapa saat setelah mendengar penuturan terlontar dari belah bibir Taeyong. Helaan napas berat menyeru tanda kecewa. Bagaimana mungkin tidak merasa demikian; sang ibu sejak tadi selalu bertingkah seolah-olah tidak mengenal. Bukankah kasih sayang kebersamaan merupakan unsur terpenting dalam nadi keluarga? Hal tersebut-lah yang selalu diajarkan kepada keduanya...

Si sulung lebih dulu tersadar terhadap situasi. Aaron beranjak mendekat kemudian mengangkat tubuh ringan sang baron seolah tak memikul beban sedikitpun "Maaf. Namun ama pernah berjanji menghabiskan waktu bersama kami, dan kini saat yang tepat untuk merealisasikan-nya. A promise must never be broken"

"Tapi aku tidak pernah mengucap satu patah kata beralaskan janji kepada kalian berdua! Omong kosong, turunkan aku Aaron!" Taeyong bergerak rusuh demi melepaskan diri. Nihil, usaha berujung kandas ketika sang pangeran menatap penuh ketajaman "Aku... tidak, maksudku; sebenarnya siapakah kau serta adikmu? Aku tidak mengenal bahkan bertemu dengan kalian-pun tak pernah sekalipun. Sungguh membuat risau!"


"Hari ini cuacanya sangat indah, ama pasti menyukai saat-saat dimana surya menenggelamkan eksistensinya. Digantikan oleh ke-elokan sang rembulan malam, dimana rangkaian cahayanya mampu membuat pantulan terang-benderang bagai kecantikkan milik batari. Benar begitu kak?" Sela Abraham menyekat pembicaraan. Sang pangeran bungsu kemudian bergegas berjalan lebih dulu untuk mengecup manis pipi sang ibu "Setelah bermain petak umpat, kita akan bertemu kembali setelah angin musim semi berlalu... ku harap ama berhasil menemukan kami dikemudian hari. Abra dan kak Aaron akan menunggu bersabar sepenuh hati. Karna hanya Taeyong Afreeda-lah yang senantiasa kami yakini—"

Secret Prince -Jaeyong-✔️Where stories live. Discover now