"Terimakasih telah mengenalkan keindahan dunia dalam perasaan suka maupun duka, wahai kekasih hatiku, Afreeda...."
Disembunyikan selama dua puluh delapan tahun hanya untuk mengisi kekosongan takhta akibat peperangan antar saudara. Pangeran Chevalier...
Sang pangeran berlari terbirit-birit setelah memastikan kuda putih miliknya terjaga aman ditangan prajurit. Dengan langkah kaki besar nan tangguh lelaki tampan tersebut segera menuju kamar pribadi untuk berganti pakaian demi menciptakan kesan berwibawa, tanpa tersadar bahwa sepanjang lorong istana telah dihias begitu megah dah mewah namun terkesan penuh ruah, bak tengah mengadakan parade istimewa yang digelar setelah beribu-ribu purnama lamanya "Aku berhasil! Aku mampu menciptakan perdamaian utuh tanpa pertumpahan! Setelah menghadap kerajaan untuk bersaksi, maka aku akan menemui Afreeda. Ah cintaku, sekedar membayangkan wajah sempurnanya yang tengah berseri-seri bagai bunga ranum bisa membuatku gila dalam sekejap"
"Hmm, kakak?" Jaehyun hampir berhasil menggapai pakaian andaikata Irene tidak mencegah tindakannya. Sang puteri spontan memeluk tubuh besar sang pangeran kemudian memberi kecupan hangat sebagai tanda kerinduan "Selamat adikku, engkau berhasil menunjukkan jikalau kemampuan bangsa northern tak pernah meredup meski takhta tidak diduduki oleh siapapun selama beberapa tahun terakhir. Aku sungguh bangga terhadapmu, yang mulia" Ia lantas menyerahkan pakaian khusus yang telah disiapkan terlebih dahulu sembari tersenyum memesona, sehangat lembayung kala senja "Setelan busana yang kuberikan merupakan milik mendiang ayah tatkala dilantik menjadi raja sekaligus mengucap sumpah pernikahan bersama ibu. Hari ini adalah hati terpenting bagimu, oleh sebab itu aku menyerahkan harta kepemilikannya tanpa ragu. Pakailah wahai adikku tersayang"
"Kalau begitu, sampai jumpa kembali kala bertemu di aula utama istana. Sekali lagi kuucapkan selamat atas kemenanganmu, semoga yang maha agung memberkati kita semua dengan kebahagiaan" Wanita penyandang gelar puteri tersebut pamit undur diri tanpa berbasa-basi lebih jauh. Sengaja ia lakukan agar sang adik memiliki banyak peluang untuk mempersiapkan diri, karena perayaan kali ini tidaklah cukup bila memakan waktu sehari "Astaga, aku belum sempat menata mahkota raja dan ratu! Jangan sampai duke Zaidan kecewa dengan segala bentuk persiapan yang sudah ku rancang jauh-jauh hari. Pihak kerajaan timur harus dijamu secara sempurna sebagai tanda penyatuan dua negri!"
Sementara itu, Jaehyun kini mengerjap kagum seraya mengusap jubah berbulu merah yang dibumbui pula oleh nuansa keemasan, tampak begitu memukau indra penglihat "Tetapi... bukankah pencapaian yang kuperoleh tidaklah lebih dari misi perdamaian semata, dan hal tersebut bukanlah perkara sulit karena raja Lucas serta ratu Wendy menyambut kami dengan tangan terbuka. Apakah kakak benar-benar menghargai usahaku hingga mengadakan pesta berlebih-lebihan? Demi yang maha agung, sepertinya aku akan menangis haru hingga tersedu-sedu"
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
Tak ada yang bisa ia lakukan selain mengikuti arahan para pelayan yang mulai bergerak giat membersihkan tubuh serta membantunya berpakaian. Seketika kekehan ringan terdengar samar tatkala sang putra mahkota mengingat kehadiran si kekasih hati, yang tak menutup kemungkinan akan merajuk kesal akibat bagian dari dirinya disentuh oleh sosok lain "Cukup, aku mampu melakukannya seorang diri untuk sisi privasi— tentu tanpa perlu bantuan satu orang pun. Kalian semua, segera keluarlah!" Meski Taeyong tidak melihat tepat di hadapan mata, tetapi tetap saja ia mempunyai kewajiban untuk menjaga kepercayaan hubungan antara dirinya dan sang pemilik hati. Jangan sampai satu perbuatan kecil, berakhir menjadi malapetaka besar