Bagian 3 // Apa-apaan Ini?!

31.5K 3.4K 345
                                    

"Vian tidur?"

Rama bertanya pada Yudha, si adik kelas hanya mengangguk mengiyakan. Vian tertidur dengan kondisi cukup nyaman, bersandar di dada bidang Yudha. Orangnya ketiduran, Vian memang begitu sih... malam sulit tidur dan siang selalu mengantuk. Sejak tadi juga, Rama dan Johan memang asyik memainkan PS, sambil mendengarkan penuturan Rio yang mengatakan bila ia sedang melakukan interaksi di dunia maya dengan sekolah sebelah.

"Vian mau diajak baku hantam lagi?" Rio bertanya pada dua orang yang paling tua di sana. Sementara itu, Yudha hanya menyimak sambil memainkan anak rambut Vian yang berwarna pink cerah. Vian mengecat rambutnya secara menyeluruh, membuat kepala si manis menjadi berwarna pink seutuhnya. Tolong, Vian dan warna pink adalah perpaduan sempurna. Tapi, bila dimanja begitu, pasti dia tidak mau, menyebalkan memang. Mewarnai rambut menjadi pink karena mau gebetannya, Wenda, siswi kelas 11 IPA 1. Iya, Vian memang memiliki gebetan di mana-mana. Gadis itu yang meminta Vian, Vian hanya iya-iya saja, tidak mau juga bila gadisnya marah-marah.

"Vian kok mau-maunya ganti warna rambut jadi pink begini, ya? Kan konsekuensinya dia bakalan dihukum sama OSIS, berurusan lagi deh sama si Rizky. Akibat terlalu bucin sama ceweknya, sih ...."

Sejak tadi ternyata Rama memerhatikan Yudha yang sedang mengusap-usap rambut Vian. Rama ingin menyentuh juga, namun ... ia tahu bila itu akan menimbulkan kecurigaan.

Yudha hanya mengangkat bahu, "gebetannya Vian tuh sadar gak sih, kalau Vian ini enggak kalah cantik dari dia, atau mereka yang selalu Vian dekati. Vian juga, kenapa dia gak pernah sadar diri kalau dia itu lucu, manis, gemesin! Gimana cara nyadarin dia coba, kalau tiap hari kerjanya genitin cewek terus."

Rama terkekeh, lelaki itu menatap lekat ke arah bibir cherry Vian, ah ... pasti manis sekali kalau ia cicipi, apalagi sebelum tidur tadi Vian sempat memakan satu pack permen rasa strawberry.

BRAK

BRAK

BRAK

"Keluar Woy!!"

Yudha dan Rama yang sedang memerhatikan Vian seketika menoleh ke arah pintu yang tiba-tiba digedor secara kasar. Johan dan Rio juga saling melirik kebingungan, sementara Vian masih terlelap, tidak peduli atas suara berisik di luar sana. Oke, kebakaran atau runtuhnya bangunan mungkin tidak bisa membangunkan Vian. Yang dapat menyadarkan Vian dari simulasi matinya hanyalah guyuran air kulkas dari sang Ayah.

Rio berdiri kemudian mengajukan diri untuk mengecek pintu. Lelaki itu berjalan dengan wajah yang agak kesal, saat ia membuka pintu dan mendapatkan seseorang yang berdiri di sana, kekesalannya tambah banyak.

"Ngapain Lo di sini? Bisa lebih sopan, gak? Lo Ketos, kan? Gak punya etika banget!!"

Rizky mendecih, ia tidak peduli saat keempat manusia yang berada di sana menatap ke arahnya dengan pandangan tidak suka. Lelaki itu langsung masuk, tanpa memedulikan apapun.

"Vian! Bangun Lo!"

"HEH ANJING GAK SOPAN BANGET LO!!"

"BODO AMAT!!"

Vian jatuh tersungkur, dan seketika ia langsung bangun dari tidurnya saat Rizky menendang pantatnya. Lelaki tinggi itu kemudian menyeret Vian secara paksa, oke ... Rizky sudah hilang kesabaran untuk menghadapi Vian.

"Weh Weh Weh ... apa-apaan, nih?! Santai dong anjing! Kaki gue nyangkut!!"

"Heh Rizky! Santai aja dong Lo! Gak usah seret Vian begitu!"

Rama agak marah, orangnya mendorong bahu Rizky hingga Vian terlepas dari pegangan lelaki itu. Rizky tidak ambil pusing, orangnya segera menyeret Vian kembali dan menganggap empat pasang mata lain yang ada di sana sebagai angin lalu saja.

CUTE (BAD) BOY || BxB || SOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang