Bagian 50 // Give Me Your Love

8.8K 1K 364
                                    

"Gimana Mel?"

"Kenapa harus Vian? Dia salah apa?!"

"Kami juga gak tahu Mel, Rizky kemarin setuju kalau Vian yang mau dijadikan tumbal buat nutup skandal OSIS. Kami gak bisa nolak Rizky sama OSIS yang kena skandal itu. Soalnya mereka anggap kalau seret Vian tuh udah yang paling bener--"

Gadis itu menonjok papan tulis di sampingnya dengan ekspresi wajah kesal. Ia benar-benar tidak mengerti dengan cara berpikir mereka, kenapa harus Vian? Apa salah Vian? Seberapa besar dosa Vian pada mereka? Terlebih Rizky ... Amel tahu bila Rizky adalah kakak tiri Vian, kenapa dia turut serta untuk menyeret adiknya sendiri dalam masalah itu?!

"Rizky seriusan setuju? Apa dia gak pertimbangkan baik buruknya dulu?"
Amel bingung, ini sudah bukan ranahnya, ia sudah keluar dari keanggotaan OSIS.

"Malahan, Rizky setuju buat--"

Anggota OSIS yang mendatangi Amel itu seketika diam dan tak berani melanjutkan pembicaraan mereka lagi. Mereka tidak tahu bagaimana cara menjelaskan semuanya pada gadis itu, terlalu takut dan terancam di kedua sisi secara bersamaan.

"Setuju buat apa?!"
Amel mulai menatap mereka dengan intens, gadis itu panik dan firasat buruk tiba-tiba melingkupi perasaannya.

"Buat perkosa Vian--"

"ANJING!"

"Sorry Mel ... keputusan Lo buat keluar dari OSIS kemarin kayaknya salah deh--"

"Iya semuanya salah gue, kalau aja gue gak laporan ke kepala sekolah, semuanya gak akan kayak gini. Gue harus gimana ...."

Amel saja bingung, apalagi beberapa anggota OSIS yang mendatanginya itu.

"Maaf ya Mel, kami gak bisa cegah--"

"Bukan salah kalian."

Kemudian hening, yang tersisa hanyalah kesunyian yang membuat semuanya semakin membingungkan.

"Mel, tapi kalau Lo butuh apa-apa, kami siap bantu kok."

Amel sudah lemas, sudah tidak bisa berkonsentrasi dengan baik lagi.
"Pokoknya kalau ada perubahan atau apapun buat skandal itu, tolong kasih tahu gue."

***

"Pulang sekarang? Atau mau jalan dulu?"

Vian mendecak, "kan kamu gak bawa motor, gak bawa mobil juga. Ya pulang sekarang lah! Emangnya mau kalau sampai rumah udah jam duabelas malam?!"

Rizky terkekeh, "ya udah, kalau kamu capek jalan terus, buruan kasih tahu. Biar aku bisa langsung gendong, oke."

Vian hanya menggumam kecil, lelaki itu kemudian mendahului langkah Rizky, ia berjalan dengan dumelan kesal pada kakak yang mungkin nanti akan berganti status menjadi kekasihnya.

"Miskin miskin miskin miskin, males jalan sama dia, gak jajan apa-apa. Kemarin aja beli martabak yang ukurannya kecil, beli minum cuman satu, beli eskrim harus satu wadah berdua. Kalau gak punya duit ya ngomong aja, kan bisa pake duit ayah buat kencan!"

Rizky mendengar, terlebih saat Vian melemparkan tasnya dan langsung ditangkap oleh Rizky.

Sudah seperti babu dengan majikannya.

"Coba kalau jalan sama Kak Rama, atau Kak Johan ... baru jalan lima langkah aja udah langsung ditawarin, Vian mau jajan apa? Mau ke cafe yang mana? Eskrimnya mau berapa baskom? Kalau jalan sama Rio, sama Yudha juga ... meskipun mereka sama-sama kere, tapi seenggaknya mereka masih mau patungan buat traktir ini itu. Sama si Rizky mah apa ... jalan sambil makan angin doang, gak modal dasar!"

CUTE (BAD) BOY || BxB || SOONWhere stories live. Discover now