Bagian 60 // Happy 300k🎀

7.3K 785 70
                                    

FLASHBACK ON

Dua bocah laki-laki yang berbeda tinggi badan itu kini sedang berdiri berdua, sambil sesekali bercanda dan saling melemparkan gurauan.

Yang tubuhnya lebih pendek sekaligus usianya lebih muda akhirnya menyudahi perbincangan mereka karena dirinya melihat ada sebuah mobil yang ia tahu adalah jemputan temannya itu sudah datang ke sana. Menyebabkan dirinya harus siap ditinggalkan di sekolah sendirian.

"Aca, aku pulang duluan, ya, Papa aku udah jemput tuh, kamu mau bareng sama aku?"

Bocah yang lebih tua sekaligus lebih tinggi itu akhirnya bertanya kepada Vian, tetapi langsung mendapatkan gelengan kepala dari bocah manis itu.

"Enggak usah, aku mau tunggu ayah aja, hehe. Soalnya hari ini ayah ada janji."

Azriel mengangguk paham, lelaki itu ingat bila Vian dan ayahnya memang sering melakukan janji saat Vian mendapatkan prestasi di sekolah.

"Oh, mau jalan-jalan ke pasar malam kan? Rayain pas menang lomba cerdas cermat kemarin?"

"Iya Kak, ayah udah janji hari ini mau jalan-jalan ke pasar malam."

"Ya udah, aku duluan ya, dadah Aca."

Azriel berlari ke arah ayahnya yang kini sudah menunggunya di dalam mobil, meninggalkan Vian sendirian yang masih menunggu ayahnya di depan gerbang sekolah.

Ah, lagipula ia sudah biasa menunggu sang ayah hingga hampir magrib. Biasanya ia akan datang ke post satpam dan mengobrol dengan mereka, tetapi untuk yang kali ini ia malas berjalan. Tadi dirinya baru menyelesaikan pelajaran olahraga, di cabang atletik. Kakinya sangat pegal sekali, tidak mau ia paksakan untuk melangkah.

"Ayah kok lama?"

Vian bolak-balik melihat ke arah arloji di tangannya, sudah menunjukkan pukul empat sore, tetapi sang ayah tak kunjung menjemputnya, membuat dirinya merasa khawatir, takut bila terjadi sesuatu yang tidak-tidak pada ayahnya.

"Mungkin sebentar lagi ...."

Bocah kelas tiga sekolah dasar itu kemudian berjongkok, lalu memainkan kerikil di hadapannya, ia melemparkan sesekali sampai akhirnya matanya menangkap sebuah mobil hitam yang lewat di hadapannya.

Huh, Vian kira itu ayahnya, ternyata orang lain.

Tetapi, mobil itu berhenti agak jauh darinya, membuat Vian akhirnya menolehkan wajahnya ke arah sana.

Mungkin orangnya ada keperluan sebentar, makanya parkir di sana, pikir Vian. Ia tak terlalu mengkhawatirkan kondisi, karena ia tak pernah berpikir bila setelah itu akan terjadi sesuatu yang benar-benar berada di luar dugaannya.

Wajah Vian kembali kusut, ia melihat ulang ke arah arlojinya, dan jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Apakah ayahnya lupa bila hari ini ia harus menjemput Vian? Sepertinya tidak mungkin, karena sang ayah selalu menjemput Vian setiap hari.

Sekolah Vian dan tempat kerja sang ayah memang sangat jauh sekali, makanya perlu waktu lama untuk tiba. Ah tapi biasanya tak selama ini. Biasanya Vian akan dijemput pukul setengah empat sore, karena ia pulang pukul dua sore. Ya, Vian memang harus menunggu sang ayah untuk menjemput, dan menunggu waktu luang ayahnya saja. Ayahnya selalu sibuk, sulit sekali menjemput Vian tepat waktu.

"Ayah kemanaaa."

Vian mulai takut, saat hari beranjak gelap dan waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Vian takut ada di sana sendirian, terlebih ia takut bila berada di dalam suasana gelap gulita.

CUTE (BAD) BOY || BxB || SOONWhere stories live. Discover now