Bagian 42 // Mulai Berubah

13.7K 1.7K 538
                                    

"Iky--"

Rizky yang sejak tadi sibuk dengan gitarnya pada akhirnya menoleh ke arah Vian, lelaki itu mengernyitkan dahi saat ia melihat adik tirinya tersebut menghampirinya di ruang OSIS, lengkap dengan satu tumpuk buku tebal yang ia bawa.

Hal tersebut spontan membuat Rizky agak terkejut, Vian ini kesambet setan yang mana?

"Iky, maaf telat ya. Vian kira kita belajarnya di Perpustakaan, pas Vian ke sana ternyata Iky gak ada, ternyata lagi di ruang OSIS ...."

Vian langsung duduk di sebuah kursi yang berhadapan langsung dengan Rizky, lelaki itu kemudian meletakkan buku yang ia bawa dengan pergerakan hati-hati.

"Lo gak kesurupan, kan?"

Vian mengerjap, kemudian terkekeh kecil saat mendengar pertanyaan Rizky barusan. Pada akhirnya ia memilih untuk tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Tangannya bergerak untuk mengambil buku yang paling atas, membuat Rizky semakin melongo dengan apa yang Vian lakukan.

"Iky emangnya paham sama pelajaran Geografi? Kan Iky IPA ...."

Rizky mengangkat bahu, "kelas gue belajar semua mata pelajaran, baik itu mata pelajaran wajib IPA atau IPS. Gak cuman Matematikanya yang ada dua, pelajaran bahasa Inggris sama Sejarah, di kelas gue juga ada dua. Gue siswa kelas unggulan kalau Lo lupa ...."

Ya, siswa kelas unggulan di sekolah itu ada empat di angkatan Rizky dan Vian, yaitu kelas 11 IPA 1 (kelasnya Rizky), kelas 11 IPA 3, kelas 11 IPS 2, dan kelas 11 IPS 3.

Kelas unggulan di sekolah mereka memang mempelajari semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas IPA dan IPS, dengan tujuan agar mereka tidak kesulitan untuk mengambil jurusan kuliah saat memutuskan untuk linjur.

Rizky tak hanya peringkat satu di kelasnya, tetapi ia juga peringkat satu di antara semua kelas unggulan dan angkatannya, bahkan ia pernah memecahkan rekor sebagai pemilik nilai tertinggi selama periode sekolah itu berdiri. Dengan rata-rata 100 untuk semua mata pelajaran saat Ujian Kenaikan Kelas ketika ia masih kelas 10.

Rizky memang terlampau pandai, tetapi ia tetap bisa menyesuaikan diri dengan pergaulan yang ia ikuti. Ia tetap aktif di organisasi dan ekstrakulikuler, tanpa ada hambatan untuk nilainya.

Semua orangtua pasti bahagia jika mereka memiliki anak seperti Rizky. Tampan, cerdas, dihormati dan disegani banyak orang ... dan ia juga tampak sempurna, siapa yang tidak ingin? Ya dengan semua hal yang ia miliki memang menjadikan dirinya sebagai incaran banyak sekali gadis-gadis cantik yang gila karenanya, tetapi beruntunglah Amel, karena Rizky berhasil terpukau hanya pada gadis itu.

"Iky, jelasin yang ini ... kayaknya nanti abis istirahat yang dijelasin sama guru tuh materi ini ...."

Rizky mengambil buku yang Vian pegang barusan, lelaki itu mengamati dengan detail, sebelum akhirnya ia mengangguk paham kemudian mulai mengambil sebuah kertas yang berada di laci meja tersebut.

"Belajar tuh sebenarnya gak telat, Lo kelas 11 tapi baru mau mulai belajar sebenernya gak salah ... cuman, Lo harus hafal basic, Lo belajar geografi tapi langsung ke materi ini, gue yakin gak akan nyambung. Makanya Lo perlu buka-buka lagi buku IPS pas Lo SD atau SMP, sama pelajari lagi materi geografi kelas 10. Kalau Lo paham basic, ya Lo gak bakalan susah buat paham semuanya ...."

Vian mengangguk mengiyakan, ia kemudian berdiri untuk pergi ke perpustakaan sekolah mereka lagi, tetapi hal tersebut spontan dicegah oleh Rizky.

"Mau kemana?"

"Ambil buku kelas 10 ... sama buku SD kalau ada, kayaknya ada deh ... soalnya waktu itu adek-Adek SD sering ke perpustakaan sekolah kita ...."

Rizky menggelengkan kepalanya, "tanggung ... udah di sini, lagian juga kita masuk setengah jam lagi, kalau waktu setengah jam Lo dipakai buat cari buku, gak akan sempat belajar. Pelajari ini dulu, biar Lo ada gambaran aja buat kelas nanti ...."

CUTE (BAD) BOY || BxB || SOONWhere stories live. Discover now