Bagian 18 // Oh No! Oh No No No No🙉

21.4K 2.4K 305
                                    

"Si tai! Congornya minta banget buat diiket tambang!"

"Awas aja Lo, kalau Lo sama gue udah tinggal serumah ... gue kasih racun di makanan Lo, biar Lo mati mendadak!"

"Heran ... mulutnya gak dijaga banget, kayak orang yang gak punya agama!"

"Awas aja, kalau Lo lagi tidur nanti, Lo gue timpa pake bantal ... biar Lo sesak napas terus mati!"

"Hihh bangsat! Cowok mulutnya kayak mercon banget! Melonte-melonte mata Lo! Tau dari mana kalau gue cocok buat melonte!"

"Mentang-mentang ketua OSIS, ngomong gak dijaga, asal jeplak gak bisa mikirin perasaan orang! Gue aduin bapak gue nanti!"



















Sejak tadi, Vian terus saja memisuh sendirian. Lelaki itu sudah terlanjur muak dengan perilaku Rizky yang ia anggap benar-benar ada di luar batas perkiraannya.

Kalimat-kalimat yang Rizky lontarkan seakan berasal dari orang yang tidak terdidik sama sekali. Padahal, kenyataannya lelaki itulah yang meraih peringkat tertinggi di sekolah mereka. Juara olimpiade dan perlombaan di cabang lain. Lelaki yang begitu digilai banyak wanita.

"Gue sumpahin Lo jadi homo ye bangsat! Terus Lo tergila-gila sama gue! Gue geprek juga tytyd Lo!"

Kini Vian berada di gudang kosong yang seharusnya menjadi tempatnya bertemu dengan Rizky.

Menurut Vian, Rizky itu terlalu bertele-tele ... katanya dia sibuk, tapi ingin menemui Vian untuk membicarakan sesuatu harus di tempat sepi saja. Idealnya ... bila dia merasa sibuk seperti itu, harusnya tadi ketika Rizky dan Vian berada di UKS berdua, Rizky langsung mengungkapkan maksudnya. Bukan malah meninggalkan Vian yang tampak kelihatan bodohnya.

BRAK

BRAK

BRAK

"HEH! GUE TAHU LO ADA DI DALEM! BUKA WOY!"

Vian mendengkus keras-keras kemudian membuka pintu gudang dan membiarkan Rizky untuk masuk begitu saja.

Rizky langsung masuk dan mengunci pintu gudang dengan harapan agar Vian tidak keluar.

"Lo mau ngapain hah?! Cepetan kalau Lo mau ngomong sesuatu sama gue!"

Rizky membuang napas, lelaki itu kemudian menatap Vian intens. Vian tidak takut atau merasa terintimidasi, ia malah mendongak kemudian menatap Rizky dengan tatapan songong miliknya.

"Stop bilang ke semua orang kalau sebentar lagi kita bakalan jadi saudara. Udah, stop sampai sini Lo bilang, gue gak mau kalau semua orang harus tahu."

Vian mengernyitkan dahi, "lah? Kenapa sih? Emang pada kenyataannya kita bakalan jadi saudara--"

"YA TAPI GUE GAK MAU!"

Vian mengangkat bahu, "kalau Lo gak mau jadi saudara gue, ya udah ... kalau ayah sama bunda udah nikah, Lo minggat aja dari rumah."

Rizky terkekeh, "gak. Gue cuman mau Lo bertingkah sewajarnya dan pada umumnya aja. Gue gak mau sampai hubungan kita nyebar dan semua orang tahu."

Vian mendecak heran, "hubungan nyebar ... kayak gue kesannya tuh selingkuhan Lo aja. Emang kenapa sih? Masalah banget kayaknya saudaraan sama gue ...."

"Ya emang masalah. Lo pikir gue mau saudaraan sama Lo?!"

"MIKIR TOLOL! GUE JUGA GAK MAU PUNYA SAUDARA KAYAK LO!"

"Kalau Lo gak mau jadi saudara gue, kenapa Lo kasih izin ayah Lo buat nikah sama bunda gue hah?!"

Vian tertawa-tawa, "gue gak mau punya saudara kayak Lo, bukan berarti gak mau punya bunda juga. Kalau Lo gak mau, sesuai yang gue bilang tadi ... pergi aja Lo sana! Gak usah balik lagi juga gak masalah!"

CUTE (BAD) BOY || BxB || SOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang