Bagian 63 // Cukup

6.7K 746 67
                                    

"Maksud Lo apa?!"

Rizky tidak menjawab, nada suara Vian sudah berbeda. Lelaki manis itu sepertinya akan meledak, suaranya bergetar, tampaknya ada sedikit keraguan yang membuat Rizky benar-benar merasa bersalah karena telah mengecewakan Vian.

"JAWAB KY! MAKSUD LO APA?!!"

Mata Vian berkaca-kaca, orangnya menatap Rizky intens, tetapi Rizky tetap kaku, membeku. Lelaki itu tak segera menjawab pertanyaan mendesak Vian, malah diam dan seolah menulikan pendengarannya.

Vian beringsut, lelaki manis itu mendekat ke arah Rizky lalu mencengkeram bahunya erat-erat. Vian tidak menyangka dan ingin mendengar apa yang Rizky katakan tadi, sekali lagi.

"G-gue pernah tiduri Lo... tapi Lo gak sadar, karena waktu itu Lo lagi mabuk...."

Bodoh!

Vian benar-benar merasa menjadi manusia paling bodoh, menjijikkan, memalukan.

Ia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, orangnya hanya terdiam kaku dengan airmata yang perlahan meluruh. Vian menangis, menangisi semua kebodohan yang tidak ia sadari sama sekali.

"Lo ingat... pas waktu itu bilang kalau bagian belakang Lo sakit. Terus gue bilang kalau waktu itu Lo jatuh... sebenarnya itu bohong, Lo bukan jatuh Vi... dan sakit Lo itu bukan diakibatkan sama diri Lo sendiri. Tapi... karena gue udah tiduri Lo tanpa sepengetahuan Lo, ayah, atau bunda".

Vian benar-benar tidak bisa mengatakan apapun, padahal mereka sudah sampai tepat di depan rumah. Tetapi, untuk sekedar melangkahkan kakinya dan keluar dari sana saja Vian sudah sangat tak mampu.

Ia hanya menatap lurus ke depan, menggigit kuku telunjuk kirinya, kemudian mengepal erat, ingin meledak... tetapi Vian masih berusaha untuk memproses semuanya agar tak terjadi misskomunikasi sama sekali.

"Gue gak pernah tiduri orang lain... gue gak sebrengsek itu Vi. Gue cuman pernah lakukan semuanya sama Lo, Lo yang pertama dan satu-satunya."

Rizky masih berusaha untuk menjelaskan, berusaha untuk menjaga kepercayaan Vian terhadapnya. Tetapi Vian tampak tak mau mendengarkan, alih-alih mendengar semuanya, Vian malah tampak seperti orang linglung yang tak tahu lagi harus melakukan apa.

"Sakit jiwa! SAKIT JIWA LO KY!"

Rizky diam, tak akan melakukan pembelaan sama sekali. Toh, cepat atau lambat Vian memang akan tahu semuanya, tak seharusnya Rizky menutupi ini semua, hatinya tidak tenang, rasa bersalah selalu terbayang-bayang dan membuat dirinya semakin merasa menjadi manusia paling hina.

"Waktu itu Lo pergi sama teman-teman Lo, katanya buat selebrasi karena kalian menang tawuran. Apa Lo gak sadar, mereka kasih Lo obat perangsang, teman-teman Lo aslinya bejad banget Vi, mereka punya rencana buat pakai Lo bareng-bareng...."

Rizky masih berusaha untuk menjelaskan, tetapi Vian tak mau lagi mendengar suaranya. Lelaki manis itu langsung turun dari mobil dan berlari kencang untuk masuk ke dalam rumah mereka.

"Vian! Gue belum selesai ngomong!"

Rizky langsung mengikuti, ia mengejar Vian yang ternyata berlari ke kamar mereka. Sayangnya Vian sudah menutup pintu rapat-rapat, membuat Rizky tak bisa masuk ke dalam.

"Vi, kalau waktu itu gue gak datang, mereka bakalan perkosa Lo--"

"Terus, karena Lo datang, jadi Lo yang perkosa gue? Iya?!!"

"Vi buka dulu--"

Kunci kamar mereka masih menggantung di luar, di dalam sana tidak ada kunci slot, jadi Vian berusaha untuk menekan pintu agar tidak bisa Rizky buka.

CUTE (BAD) BOY || BxB || SOONWhere stories live. Discover now