Bagian 25 // Posesif

22.8K 2.5K 425
                                    

"AAAAAAAAAAANJINGGGGGG!!! TOLONGGG ... AYAHHH ... VIAN DIPERKOSAAAA!! HIKS HIKS HIKS LO JAHAT BANGET KY!! AYAHHHH!!!"

"SEMBARANGAN BANGET LO KALAU NGOMONG!"

"LO NGAPAIN PELUK-PELUK GUE, HAH!"

"DI KAMAR LO GAK ADA GULING!"

"YA KENAPA LO TIDUR DI KAMAR GUE! KAN LO UDAH ADA KAMAR SENDIRI!"

"GUE KETIDURAN DI KAMAR LO! GAK SENGAJA!"

"TAPI LO GAK TIDURIN GUE KAN? BENTAR ... BAJU GUE MASIH UTUH, SEMPAK GUE MASIH ADA ... AWAS AJA LO KALAU NGEUE GUE!!"

"ASTAGAAA, NAJIS TRALALA! NGAPAIN NGEUE LO SEGALA!"

Pagi ini dihebohkan oleh pertengkaran Vian dan Rizky, orangtua mereka tidak masuk ke dalam kamar, karena memang sesuai dengan apa yang Vian katakan semalam, kamarnya kedap suara.

"PERGI LO!"

Vian melemparkan apa saja yang ada di jangkauannya, untuk mengusir Rizky yang sekarang masih mengumpulkan nyawa untuk sadar.

Rizky kemudian keluar dengan keadaan kesal. Untung sekarang hari libur, jadinya ia tidak akan takut terlambat untuk pergi ke sekolah.

"Tumben banget gue bangun jam 7 begini ...."

Rizky tidak habis pikir, biasanya ia akan bangun saat hari masih gelap. Entah kenapa hari ini ia bangun lebih lambat 2 jam dari hari biasanya.

"Kak, sarapan? Baru bangun? Semalam tidur di mana? Di kamar Kakak gak ada ...."

Kak?

Oh iya, Rizky kan sekarang sudah menjadi Kakak.

"Tidur di kamar Vian, Bun ...."

Bunda mengangguk, "Viannya kemana? Udah bangun?"

Rizky yang kini mengangguk, "udah ... gak jelas, dia baru bangun langsung marah-marah. Oh iya, Ayah kemana?"

Bunda tersenyum, ia tahu bila Rizky kini sudah mulai menerima kehadiran Vian dan Ayahnya.

"Benerin pintu belakang, takut ada maling masuk. Soalnya kan Vian sama Rizky mau Ayah sama Bunda tinggalin ...."

Rizky mengernyitkan dahi. Saat ia sadar, orangnya langsung terkekeh.
"Bulan madu, ya? Hahaha ... nanti kalau udah pulang, harus bertiga, ya ...."

Bunda tersenyum, "enggak ... aneh-aneh aja pikiran kamu. Ayah sama Bunda gak lagi mau bulan madu, kok. Ayah kamu ada tugas ke Jepang, dan Bunda harus temani dia. Jagain Vian ya, musim hujan gini takutnya banyak ular--"

"Ular lebih takut sama dia, tenang aja. Kalau Vian sama Ular kebetulan berpapasan, ularnya pasti langsung lari. Vian lebih galak soalnya--"

Yang ada di meja makan spontan terkekeh saat mereka mendengar perkataan Ayah yang baru kembali dengan perkakas di tangannya.

"Pas SMP, Vian perna digigit ular, ularnya langsung dia bunuh, badannya ditarik-tarik sampai hampir putus. Pas udah sadar kalau ularnya mati, dia malah nangis terus mohon-mohon sambil minta maaf ke ularnya--"

"Eyy, ngomongin orang ganteng, ya?"

Vian tiba-tiba muncul dari kamarnya, hanya menggunakan handuk saja. Ya, kepala sampai pusarnya tidak dibalut apa-apa.

"Nanti kalau misalnya bocor, kamu manjat genteng ya, Vi. Kalau takut pohon rambutan ada yang roboh, tebang aja ... Ayah belum sempat."

Vian mengernyitkan dahi, "ngapain harus ditebang? Buat ngeikat si Rizky kalau nakal--"

"Lo lebih nakal dari gue! Lagian, udah mandi aja Lo, cepet banget, gak pake sabun ya?!"

"Prasangka Lo ke gue buruk terus tuh kenapa sih Ky?! Lo ada dendam pribadi? Ngomong!"

CUTE (BAD) BOY || BxB || SOONحيث تعيش القصص. اكتشف الآن