Bagian 47 // Happy 200k🎀

9K 1.3K 184
                                    

"Nyet, katanya mau rapat OSIS, kok udah nongki di parkiran?"


"Gak nongkrong dulu sama geng kamu Vi?"

"Gak dulu deh, bentar lagi UAS ... target gue masuk tigapuluh lima besar, sekelas, hehehe. Kayaknya banyak materi matematika sama fisika lintas minat yang gak gue paham, bantuin yakk ...."

Rizky tersenyum, kemudian berdiri. Lelaki itu menepuk kepala Vian beberapa kali, lalu mencubit pipinya juga, bahkan ... kalau mungkin mereka tidak sedang dalam keramaian, Rizky sudah mencium pipi Vian yang kini tampak lebih tirus.

"Gak, aku lagi males sama anak OSIS. Yuk pulang ... atau, mau jalan dulu? Mau kemana?"

Vian mengernyitkan dahinya, "Lo aneh banget deh Ky, kumat-kumatan begini .... Pulang aja deh, lagi mager kemana-mana ...."

Rizky mengangguk, ia langsung memarkirkan motornya lalu membiarkan Vian naik ke atasnya.

Setelah Vian ada di atas motor, Rizky langsung melaju dengan kecepatan sedang. Membawa adiknya pulang dengan selamat adalah kewajibannya.

"Hujan Vi!"

Tiba-tiba hujan turun dengan deras, memaksa Rizky untuk mencari tempat agar mereka bisa berteduh. Vian yang sebenarnya tidak terlalu keberatan dengan hujan akhirnya hanya memeluk jaket Rizky, takut terbang karena kakaknya itu menggas motor terlalu tinggi.

Ah ... sebenarnya harusnya tadi itu Rizky masih rapat. Apalagi sekarang sedang ada masalah besar yang harus ia selesaikan. Tetapi, tadi ada perkara yang membuatnya marah.

Rizky terlibat perkelahian, ia menghajar anggota OSIS laki-laki yang terkena skandal seks di ruang OSIS. Mereka tidak mau mengikuti keputusan Rizky untuk tak mengambil Vian sebagai kambing hitam.

Entah kenapa ... Rizky seperti kasihan.

Sepertinya ia membutuhkan satu hari penuh untuk merenungi semua tabiat dan kelakuan tak masuk akalnya. Meski terkadang bejadnya masih ada, tetapi Rizky tidak mau kembali pada kebiasaan buruknya di masa lalu.

"Neduh di sini ya!"

Vian mengangguk kemudian turun dari motor dan mengikuti Rizky untuk berteduh di sebuah gubuk kecil yang sepertinya sudah kosong dan tidak ada siapapun yang menghuninya.

Vian sudah menggigil, sepertinya ia kedinginan sekali. Terlebih, Vian tidak boleh kedinginan begini, ah ... Rizky jadi ingat saat Vian sakit tempo lalu.

"E--eh, Ky--"

"Pake aja."

Wajah Vian memerah seketika, Rizky menyelimuti tubuhnya menggunakan jaket yang semula ia kenakan. Ia tidak mau melihat Vian harus bergetar karena kedinginan.

Tetapi sepertinya terlanjur, Vian sudah menggigil karena keduanya sempat terkena air hujan tadi.

"Masuk yuk Vi, kayaknya tempat ini udah kosong--"

"Gak Ky, di sini aja, takut ada setan ...."

Rizky terkekeh, "kan ada Iky, gak usah takut, yuk."

Rizky menggenggam tangan Vian, lalu menuntunnya untuk masuk ke dalam. Lelaki itu langsung mengambil peran sebagai seorang kakak yang baik. Ia menggenggam tangan Vian semakin hangat lalu mendekap adiknya agar ia tidak kedinginan lagi.

Sejujurnya Rizky melakukan itu tak hanya karena ia yang tidak mau Vian repotkan saat lelaki itu sakit. Tetapi, ada spontanitas yang ia rasakan, ia tidak mau Vian kedinginan kemudian tersiksa sendirian.

"Hallo, Bunda? Ada apa?"

"Ayah sama Bunda udah di bandara sekarang ya Ky, kayaknya sekitar dua Minggu kami mau keluar kota. Uang buat keperluan kalian udah bunda transfer ke rekening kamu, jangan boros ya ...."

CUTE (BAD) BOY || BxB || SOONWhere stories live. Discover now