Halo all😗😙
                              JANGAN LUPAKAN UNTUK MENINGGALKAN VOTE DAN KOMENNYA YA!!
                              Let's star!🎉
                              Happy reading💗🌈
                              Typo ditandai!!
                              °°°°
                              ”Misel,”suara itu membuat Misel membalikkan tubuhnya dan langsung terkejut bukan main ketika Gaskar sudah berada di belakangnya dan yang lebih membuat dia jantungan lagi,wajah cowok itu sudah berada dua senti di depan wajahnya.Jika Misel tidak segera memundurkan wajahnya nyaris saja bibir mereka saling bersentuhan.
                              Misel membalikkan tubuhnya kembali,memejamkan matanya mencoba mencerna kejadian barusan.Dia menelan salivanya dengan susah payah,astaga kenapa jantungnya sekarang malah berdetak tidak karuan.
                              “A-apa?”setelah cukup lama menetralkan detak jantungnya akhirnya Misel buka suara.
                              “Gimana sama Karin?”Mata Misel membolak,hampir saja dia lupa untuk memarahi cowok di hadapannya ini.Gara-gara ulahnya Misel harus berhadapan dengan Amarah dan Karin lagi.
                              “Dia gak terima di hukum,terus kemarin dia nindas aku bareng Amara.Lagian kamu kenapa harus ngadu sih sama Pak Yogi?”Gaskar menggertakkan giginya,cewek itu ternyata lebih bahaya dari yang Gaskar kira.
                              “Tapi gapapa,aku gak mau nyalahin kamu.Lagi pula niat kamu kan nolongin aku,aku-nya aja yang lemah gak mau lawan mereka.”Gaskar tersenyum simpul saat tangan Misel memegang lengannya tanpa sadar.
                              “Ah eh maaf,”cengiran polos Misel keluar di kala dia sadar kalau ia memegang lengan Gaskar.
                              “Pulang bareng guele,tunggu sampe gue selesai latihan basket,”perintah Gaskar.
                              Misel nampak menimang,hari ini Misel berniat pulang lebih awal namun saat ingin menggeleng Gaskar sudah meliriknya dengan intens membuatnya mengangguk kikuk,tak enak hati. 
                              ”Oke deh.”
                              Tanpa mengucapkan apapun Gaskar segera pergi ke lapangan untuk latihan.Misel melirik kiri kanan,kebanyakan murid sudah pulang hanya beberapa saja yang masih berada di sini.
                              Misel mendudukan bokongnya di kursi yang tersedia di sana,mengeluarkan buku diary-nya dari dalam tas lalu menulis sebuah kalimat di halaman yang kosong,Misel tersenyum malu-malu setelah membaca ulang kalimat yang dia buat.
                              Angin dengan nakalnya menerbangkan rambutnya ke sana kemari.Misel berdecak sebal,dia sudah berpuluh kali mencoba menyelipkan rambutnya ke telinga namun tetap saja angin menerbangkan rambutnya.Rasanya Misel menyesal tidak membawa jempitan rambut,biasanya kemana pun dia pasti membawanya di dalam tas atau di saku.
                              “Lain kali pake ikat rambut,sini gue ikat rambut lo.”Melvin tiba-tiba datang dan mengikat rambutnya begitu saja.
                              “Dah,selesai !” ucapnya menduduki kursi di sebelah Misel,Misel segera menggeser tubuhnya ke samping berjaga-jaga jika nanti ada yang melihatnya dan melapor ke Mauren.
                              “Lo kenapa sih,hah? Segitu bencinya lo sama gue ya,sampe harus ngejauh gitu.”Melvin tertawa garing sambil memperhatikan Misel yang kelihatan sedang tidak nyaman berada di dekatnya.
                              Jujur saja.Misel sebenarnya risih jika Melvin selalu saja mendekatinya seperti ini,dia sudah mencoba memaafkan Melvin dan ingin membuka lembaran baru dalam hidupnya.Namun jika Melvin terus-terusan begini bisa-bisa dia akan baper lagi dan itu tidak akan Misel biarkan karena ia tidak mau mencari masalah dengan Mauren lagi.
                              “Anu,eee apa ya.Oiya makasih udah bantu cari aku malem itu.”Melvin mengangguk memfokuskan matanya melihat ke depan,sedangkan Misel sedang merutuki dirinya sendiri karena keringat yang mengucur di dahinya tanpa henti.
                                      
                                  
                                              YOU ARE READING
MISELLA
RomanceAku kesakitan Aku butuh dukungan Aku kesepian Namun siapa yang peduli?Karena takdirku hidup hanya untuk di benci dan di abaikan. Aku butuh kasih sayang kalian Aku butuh simpati kalian Aku butuh rangkulan kalian Tetapi lama kelamaan aku sadar aku ti...
