•• Chapter 17 ••

4.3K 251 3
                                        

Jangan lupa meninggalkan vote dan komennya ya🔥🔥

Happy Reading💗💗

Let's go!!

TYPO DI TANDAII !!

°°°°

Gaskar menatap lurus ke arah ranjang yang di tiduri oleh Misel.Hatinya meringis ngilu mengingat bagaimana kondisi gadis itu saat dia temukan,dengan seragam yang sudah sobek dan kotor,apalagi saat Gaskar menemukannya tubuh gadis itu menggigil dan bibirnya pucat pasi.

Gaskar rasanya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada guru olahraganya yang telah menyuruhnya ke gudang mengambil bola,dan saat membuka pintu Gaskar langsung terkejut mendapati Misel yang sudah tergeletak tak berdaya di atas lantai tanpa alas dengan tangannya yang terikat.

Tanpa pikir panjang dia segera menggendong Misel dan membawanya menuju rumah sakit,mengabaikan tatapan dan pertanyaan para siswa yang syok dengan kondisi Misel.


Gaskar tertawa di dalam hati,apakah mereka benar-benar mengkhawatirkan Misel seperti dirinya.Palingan mereka semua itu hanya ingin tau dan setelahnya menyebarkan gosip di seluruh sudut sekolah.

Langkah kaki Gaskar mendekat ke ranjang saat Misel meringkuk dalam tidurnya, gadis itu tiba-tiba menangis dalam keadaan mata terpejam.Gaskar memegang tangannya dan mengecupnya pelan, terhitung sudah lima jam Misel terbaring di sini dan belum juga terlihat tanda akan siuman.

“j-jangan,jangan s-sakitin aku...lepasin rambut aku,ampun Amara!!” Misel menangis dalam tidurnya,terpancar raut kesakitan dan kesedihan yang mendalam dari wajahnya.

“Misel...ini gue,”bisiknya lembut.

“P-pergi,j-jangan deketin aku!! Pergi !!”Misel masih terus-terusan mengigau dalam tidurnya dan Gaskar segera memencet tombol untuk memanggil dokter,tak lama setelah itu dokter pun datang.

“Apakah selama ini dia pernah di tekan atau di sakiti orang sekitarnya?”tanya sang dokter setelah selesai memeriksa Misel dan Gaskar mengangguk.

Dokter itu pun mengambil nafasnya dalam-dalam,”pantas saja di selalu ketakutan dan merasa cemas.Saya sarankan dia di jauhkan dari hal-hal akan membuatnya stres dan disamping itu bawa juga ke psikiater agar dia bisa menghilangkan rasa takutnya secara perlahan, jika itu terus di biarkan dia bisa depresi dan akan mengalami gangguan.” Gaskar terduduk lemas,menatap teduh wajah Misel yang ketakutan.

“Kalau begitu saya permisi dulu,masih ada pasien yang mau saya urus,”pamit sang dokter.

“Seharusnya ini hari lo bahagia karena hari ini ulang tahun lo,tapi karena kedua gadis iblis itu lo jadi begini.Gue salut sama lo,masih bisa tersenyum walaupun lo tidak sedang baik-baik aja.”Gaskar meneteskan air matanya mengusap pelan surai hitam milik Misel.

“Gue janji bakal jagain lo dari kedua wanita iblis itu,”lanjut Gaskar seraya menghapus air matanya.

Selama ini saat melihat Misel di bully Gaskar hanya diam karena beranggapan bahwa itu bukan urusannya,selalu menutup mata tanpa berniat melaporkan aksi bejat mereka kepada pihak sekolah.Menulikan telinganya saat mendengar Misel meraung kesakitan saat di rudung,padahal yang bisa menolong Misel saat itu hanya dirinya dan dia memilih untuk bodoamat.

MISELLAWhere stories live. Discover now