•• Chapter 49 ••

4.6K 244 2
                                        

Terima kasih telah membaca 🖤🖤🖤

Happy Reading🖤🖤🖤

Jangan lupa vote dan komennya🖤🖤🖤

Typo di tandai!!

°°°°

Dengan terpaksa misel mulai membalikkan tubuhnya dan tersenyum canggung saat keduanya telah berada di hadapannya. Misel mencoba berekspresi seperti biasa seolah tidak ada apa-apa,dia menahan segala gejolak panas yang ada di hatinya saat melihat sepasang manusia ini apalagi saat ini Lisa sedang menggandeng lengan Gaskar seraya tersenyum lebar.

“Ada apa?”Tanya Misel to the point sambil melirik Gaskar sekilas yang nyatanya juga menatapnya,seperkian detik tatap-tatapan Misel langsung memutuskan kontak matanya dahulu.

“Kalau gak ada yang di bicarain aku duluan ya,ada urusan soalnya,”merasa tidak mendapatkan respon Misel kembali bersuara,dia tidak ingin berlama-lama lagi di sini.Dadanya bergemuruh melihat mereka berdua.

Walaupun Misel sudah bertekad ingin melupakan Gaskar bukan berarti dia bisa melihat kemesraan mereka berdua,hatinya memanas melihat pemandangan di depannya tetapi apa yang bisa dia lakukan selain memasang senyum palsu.

Sedangkan Gaskar masih menatap gadis ini dengan seksama,memperhatikan segala gerak-geriknya yang terlihat sangat tidak nyaman berada di antara mereka.

Gaskar tau gadis itu sedang menahan tangisannya sekarang,Gaskar juga tau gadis itu di landa api cemburu melihat kedekatan mereka berdua.Rasanya ingin Gaskar merengkuh tubuh kurus itu kepelukannya dan tidak akan membiarkan setetes air mata pun jatuh dari pelupuk matanya. Namun saat ini dia sadar,dia tidak layak untuk itu lagi karena telah mengecewakan Misel dan membuat gadis itu bersedih.

“Aku pamit duluan!”Gerutu Misel kesal tidak juga kunjung dapat jawaban.

Refleks Gaskar memegang tangannya dan itu membuat Misel menegang di tempat,jantungnya berdetak semakin tidak karuan.Misel menatapnya sebentar lalu menghempaskan tangannya dengan sedikit,kasar?

Gaskar langsung paham dan menyikut lengan Lisa untuk menyuruh segera berbicara,gadis itu langsung tersentak lalu menyengir tanpa dosa.

“Ah-eh sorry,gue cuma mau nanya kenapa lo gak pergi ke sekolah akhir-akhir ini?”Gaskar menatap Misel meminta jawaban.

“Lo sakit?”Misel menggeleng.

“Terus kenapa lo gak sekolah?”Misel menghela nafasnya berat kemudian tersenyum menatap Lisa dan Gaskar secara bergantian.

“Aku cuman mengajarkan diri aku untuk terbiasa mulai sekarang.”Lisa,gadis dengan tubuh bak model itu menggaruk tekuknya yang tidak gatal merasa tidak mengerti dengan jawaban Misel.Jawaban macam apa yang di berikan gadis itu? Terbiasa ngapain,terbiasa bolos sekolah?

Jika Lisa tidak paham betul dengan maksud Misel berbeda dengan Gaskar,cowok itu menegang di tempat sembari menatap Misel dengan wajah sayu dan penuh penyesalan.Tidak ada yang mengetahui perasaannya sekarang saat melihat kondisi Misel.

“Kalau cuman itu aku duluan ya,”merasa tidak ada kepentingan lagi dia di sana Misel segera unjuk diri dan berlari meninggalkan mereka berdua.

Bibir Gaskar memucat,cowok itu menahan rasa sesak di hatinya mengingat perkataan yang di lontarkan Misel.Dia membenci dirinya sendiri,kenapa dia harus ingkar janji pada cewek itu untuk selalu bersamanya,menjadi vaksin untuk sakitnya dan akan mengusap air matanya saat cewek itu sedih.Tapi sekarang dialah penyebab utama cewek itu mengeluarkan air mata dan dia yang memberikan penyakit bagi cewek itu.

MISELLADonde viven las historias. Descúbrelo ahora