Happy Reading❤🔥
I hope U like it!!
Let's star!
Typo-nya tolong di tandai ya
°°°°
Gaskar menurunkan Misel dari pangkuannya setelah tiba di kamar apartemennya.Gadis itu telah selesai di urut,walaupun begitu dia masih belum bisa berjalan seperti biasa membuatnya mengharuskan memakai tongkat.
Berjalan gadis itu masih pincang,tetapi lebih baik daripada sebelumnya.
“Gue pulang,kalau ada apa-apa telfon gue,”pamit Gaskar sesaat selesai menyelimuti tubuh Misel.
Sebenarnya dia khawatir meninggalkan gadis itu sendiri di sini,apalagi dengan kondisi kakinya yang sakit.Namun apa boleh buat,jika dia tidur di sini pada malam ini pasti orang akan berfikir yang macam-macam.
“Oke,”lalu Gaskar pergi keluar kamar.Tetapi saat di pintu keluar penglihatan Gaskar kembali berkunang-kunang,cowok itu memegang pintu sebagai penyangga.
“Kamu kenapa Gaskar?”Misel menghampirinya dengan jalan pincang.
Misel membantunya untuk berdiri,guratan khawatir terlihat jelas di bola mata gadis itu.
“Sini duduk di sofa dulu,”Misel menuntunnya bersusah payah,satu tangan memegang tongkat dan satunya lagi menahan tubuh Gaskar agar tidak ambruk,setiba di sofa Misel langsung mendudukannya.
“Kamu tunggu di sini bentar ya,aku buatin teh dulu.”Gaskar menggeleng dan menahan pergerakannya.
Misel menoleh kemudian duduk di sofa samping Gaskar.“Gak,gak perlu.”sejenak Gaskar membaringkan tubuhnya mulai memejamkan mata.
Misel hanya berdiam diri mengamati wajah teduh Gaskar saat tertidur,terlihat jelas wajah lelah dan bibir pucat Gaskar dari tempat ia duduk.Seketika ia merasa bersalah,pasti dia adalah penyebab Gaskar kelelahan dan berakhir pusing seperti ini.
“Apa perlu aku panggil dokter?”Gaskar menggeleng sembari menjauhkan tangan yang terletak di dahinya.
“Tapi kamu pucat,atau gak aku telfon mama Rahma aja?”Gaskar menarik nafasnya dalam-dalam,melirik Misel yang tampak cemas dengan keadaannya lali tersenyum tipis.
”Gue cuma butuh istirahat doang,nanti juga baikan kok,”katanya.
“Dan lo jangan salahin diri lo sendiri,gue gak suka.”imbuhnya kembali membuat Misel tersenyum kecut.Gaskar sudah hafal di luar kepala kebiasaan Misel yang selalu menyalahkan dirinya sendiri atas perbuatan yang tidak sama sekali dia lakukan.
“Lo tidur ke kamar aja,gue istirahat di sini bentar.Gak lama lagi gue pulang,lo jangan khawatir gue gak bakalan ngapa-ngapain lo kok.”Misel menjawab dengan gumaman,lalu kaki pincangnya malah berbelok pergi ke dapur mencari handuk untuk mengopres dahi Gaskar yang panas,sempat dia sentuh tadi.
Di dapur Misel sibuk mencari baskom kecil dan handuk,dengan mengandalkan tongkat ia bisa mendapatinya dan kembali ke ruang tamu kembali,walaupun dengan gerakan lambat.
“Maaf,kamu jangan marah aku sentuh dahinya ya.Aku cuma ngompres panas kamu aja,”izin Misel.Dengan telaten ia mencelupkan handuk itu ke air es dan mengeringkannya lalu menempelkan ke dahi Gaskar.Berulang kali ia melakukan itu sampai dia tidak menyadari bahwa jam sudah menunjukkan pukul 01.35 am,dia menguap dan perlahan memejamkan matanya yang sudah lima watt.
Dia tertidur dengan duduk bersimpuh di dekat Gaskar dan menjadikan perut cowok itu sebagai bantal.
°°°°
ESTÁS LEYENDO
MISELLA
RomanceAku kesakitan Aku butuh dukungan Aku kesepian Namun siapa yang peduli?Karena takdirku hidup hanya untuk di benci dan di abaikan. Aku butuh kasih sayang kalian Aku butuh simpati kalian Aku butuh rangkulan kalian Tetapi lama kelamaan aku sadar aku ti...
