18

2.3K 370 28
                                    

Jangan lupa Voment💕

Author Pov.

Terhitung sudah sebulan Milky terus berkunjung, tapi tak ada perubahan berarti yang terlihat. Dan rasa jenuh mulai merasukinya.

Hari ini dia tak berkunjung, ingin mengistirahatkan tubuh di rumah. Karena Alki dan Jidan pun mulai protes, Milky jarang bersama mereka dan lebih sering bersama Harvy Dkk.

Setelah selesai masak, nyuci dan membersihkan rumah. Milky merebahkan tubuhnya ke sofa.

Terlalu banyak hal yang dia fikirkan saat ini, salah satunya adalah apa yang Milky temukan saat mencuci baju tadi pagi.

"Males, males mikir. Capek aku" gumamnya, matanya terpejam sejenak. Mental dan fisiknya lelah sekali, ingin istirahat sejenak tak masalah.

Matanya terbuka, Milky menerawang sesuatu dari pikirannya. "Kalau..memang mereka hanya pura-pura, lantas kenapa mereka harus seperti itu?" lirih Milky.

Darimana dia tau? Tentu saja dari Azri dan saudara-saudaranya. Selang 3 minggu sejak Milky berkunjung, disaat itulah Azri menunjukan bukti dan rekaman suara.

Flashback

Milky memandang heran pada Pria-pria paruh baya tampan di depannya, ada apa mereka sampai harus datang selarut ini.

"Jadi, Ky,"

"Iya Uncle?"

Jackson mengelus kepala Milky "Kamu mau gak, pergi dari sini sama Uncle dan yang lainnya. Sama istri-istri kami juga" tawarnya.

Milky semakin bingung "Maksudnya?"

Ameta nampak bersiap untuk bicara "Kamu pernah berkata pada Kylam, untuk membiarkan kamu pergi saat mereka sudah sembuh. Dan ternyata mereka tak pernah gila, itu artinya kamu bisa pergi"

Milky masih tak mengerti "Kenapa mereka gak gila?" tanya Milky.

"Karena mereka hanya pura-pura"

"Buktinya?"

Dawil memberikan semua bukti, foto, rekaman suara, video dan juga berkas.

Milky melihat itu semua, dia memperhatikan apa yang tergambar di foto, terdengar di rekaman dan terputar di video.

Dia tak bereaksi banyak, hanya senyum lemah yang terlihat menyedihkan "Baguslah, setidaknya mereka tidak gila. Dan aku bisa tenang meninggalkan mereka" gumam Milky.

"Jadi? Kamu mau pergi?"

Milky memandang mereka semua dengan tatapan teduh, Milky sangat berterima kasih atas bantuan mereka. Yang bahkan tak ada hubungan darah sama sekali dengan Milky.

"Uncle, Milky akan pergi. Bersama Jidan dan Alki, tapi...bisakah kalian menghilangkan jejak kepergianku?"

Tanpa menunggu 4 detik, mereka mengangguk serentak. Itu hal yang mudah bagi mereka "Terima kasih" ujar Milky senang.

Setidaknya, Milky harus bertemu mereka untuk yang terakhir. Mengingat wajah-wajah asli mereka disaat seperti ini. Bagi Milky wajah mereka saat masih gila itu seperti wajah asli mereka.

Polos, manja, dan tak ada kejahatan di raut wajah mereka. Milky bahagia, setidaknya dalam waktu 10 tahun dia merasakan kasih sayang, cinta dan perlindungan dari mereka.

Milky tak akan bisa pergi terlalu lama, hatinya juga sudah terkunci rapat dengan nama mereka di dalamnya.

Flashback end.

Milky bangkit dari tidurnya, jam segini kedua bayi besarnya belum bangun. Mereka akan bangun jam 10 pagi.

Perlahan Milky berdiri dan berjalan menuju kamar terdekat, kamar milik Jidan. Dia harus menanyakan hal ini pada Jidan.

Belum juga dia masuk, tangannya terhenti di knop pintu saat suara tak asing masuk ke telinganya.

"Ayolah, kau harus menurut. Lakukan kemo atau kau mati!"

"Jangan menceramahiku, lihat dirimu. Sudah sampai mana kanker darahmu hah!?"

"Itu bukan urusanmu Jidan, perdulikan saja Kankermu!"

"AKU BENCI!! AKU BENCI KETIKA PENYAKIT INI HARUS MENURUN PADAKU!!...hiks..aku tidak mau pergi..hiks..aku masih mau bersama Milky.."

Milky bersandar di pintu kamar, fakta apalagi ini. Senyum getir tak bisa untuk tidak terbentuk "Jadi...begitu.." lirihnya. Kedua kakinya di tekuk dan dipeluknya erat.

Mata Milky berkaca-kaca "Hiks..jadi begitu..hiks..kalian.." isaknya pelan.

Milky menyurukkan kepalanya di lututnya "Jangan tinggalin aku..hiks.." Milky tak bisa, Alki dan Jidan adalah yang terdekat dengannya daripada yang lain.

Milky tak sanggup jika harus kehilangan mereka berdua.

"Maka dari itu, ayo kita Kemo bersama. Agar kita bisa bersama Milky sampai kita tua, percaya Kak"

"Hiks..kakak gamau mati..hiks..kakak gamau ninggalin Milky sama mereka..hiks..mereka..hiks..mereka egois..kasihan Milky"

"Alki tau, maka dari itu kita akan pergi jauh dan membawa Milky bersama kita" bisiknya.

Kedua saudara itu saling berpelukan, hati Alki serasa diremat sampai hancur tak bersisa. Saat melihat kondisi Kakaknya. Rambut yang tak setebal dulu, pipi chubby yang hilang tergantikan dengan pipi tirus.

Walau masih stadium 2, jika tidak diatasi maka kematian yang akan datang.

Milky tak akan tinggal diam, dia akan membawa mereka berdua ke Negara dengan pengobatan canggih. Mereka akan sembuh, mereka tak akan pergi dari hidup Milky.

Tak akan.











































Tbc.

Siapa yang belum follow Ryn siapa hayooooo.

I am their Lover's [Sequel our's]✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora