20 [End✨]

3.3K 408 118
                                    

Author Pov.

Semua sudah siap, persiapan mereka untuk pergi ke Switzerland. Mereka tinggal menunggu waktu keberangkatan mereka di Bandara.

Mobil grab yang Milky pesan akan segera datang. "Jidan, sudah selesai berkemas?" tanya Milky dari luar kamar.

Jidan tak bersahut "Jidan?" panggil Milky lagi, tapi tetap saja tak bersahut. Akhirnya Milky memilih masuk ke dalam kamar dan mendekati kasur Jidan.

Lelaki itu ternyata tertidur di ranjangnya. "Tidur lagi?" gumam Milky.

"Jidan, bangun. Mobilnya sudah sampai" ujarnya, padahal mobilnya masih dalam perjalanan. Tetap tak ada pergerakan dari Jidan.

Milky mengguncang pelan bahu Jidan "Jidan, hey baby. Wake up" bisiknya lembut. Baru aja semala mereka manja-manjaan dan mesra-mesraan.

Kenapa sekarang begini "Jidan.." panggil Milky lagi dengan suaranya yang gemetar. Tak lama Jidan membuka matanya, dia memandang sayu ke arah Milky.

"Ky.." bisiknya lemah.

"Iya sayang?"

Jidan tak menjawab, dia menggenggam tangan Milky lembut dan meletakannya di atas dada Jidan.

Membiarkan Milky mengetahui detak jantung lemah yang Jidan berikan. "Jidan, jangan gini sayang. Kamu pasti bisa sehat lagi" lirih Milky pilu. Jidan tersenyum lembut, tangan satu lagi dibawa untuk menyeka air mata Milky.

"Aku..hanya sedikit lelah Ky..," lirih Jidan, dia membalikan tubuhnya jadi menghadap Milky. Tangannya mengelus pipi Milky dengan lembut.

Senyum teduh dan tatapan mata hangatnya membuat jantung Milky serasa diremat sampai menjadi bubur. Hancur dan tak bisa kembali sempurna.

"Kalau seperti itu, lebih baik kamu istirahat" bisik Milky lembut. Dia sudah tau pertanda apa ini, dia sudah sangat hapal sekali dengan ini.

Jidan tersenyum manis, mengeluskan kembali tangannya di wajah Milky "Aku...menyayangimu.." bisik Jidan lagi, semakin pelan dan lemah.

"Aku juga, aku juga menyayangi Jidan. Sampai kapanpun itu" bisik Milky menjawab.

"Bolehkah...aku...menciummu?"

Milky terhenyak, kemudian dia mengangguk. Mendekatkan wajahnya ke wajah Jidan dan menunggu apa yang mau dia lakukan. Jidan mengarah pada dahi Milky.

Dia mencium dalam dahi itu, dengan setitik air mata yang jatuh mengalir turun dari matanya. Ini hal terindah yang pernah Jidan bayangkan.

Brak!!

Keduanya tersentak, dia menoleh dan memandang shock siapa pelaku pendobrakan pintu kamar tadinya. Jantungnya berdegup kencang karena rasa takut di dadanya.

"Milky, sayangku. Ayo kembali ke rumah" ujar Harvy santai sembari mendekat. Milky menggeleng ribut, dia tak mau kembali ke rumah terkutuk itu.

"TIDAK MAU!!" Teriaknya berang, dia tak jadi takut dan malah marah.

"Hey, aku akan selalu bersamamu Ky...jangan takut.." Milky menoleh ke arah Jidan.

"Tapi Jidan, aku takut..mereka jahat.." lirih Milky lagi. Dia tak mau kembali ke rumah terkutuk itu, terlalu banyak kenangan buruk disana.

Harvy mendekat dan menarik tangan Milky, tak perduli jika Milky meronta minta dilepaskan. Harvy tetap bersikukuh menariknya "JIDAN!! AKU GAMAU JIDAN!!..hiks..JIDAN! ALKI!!"

"Jangan berteriak sayang, Alki sudah mati. Dia baru saja aku berikan racun dan saat ini tengah meregang nyawa di kamarnya. Dan Jidan juga akan menyusul adiknya itu"

I am their Lover's [Sequel our's]✔️Where stories live. Discover now