TS|| part 14

37.1K 4.7K 339
                                    

Happy reading all🌝
.
.
.
.
.
.
.

Setelah semuanya siap, kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Gevan menatap Belva yang tengah memakai sepatu di dalam mobil dengan kaki yang diangkat ke atas kursi mobil sembari mengikat tali sepatu nya.

"Ribet," cibir Gevan.

"Kenapa? Gak suka? Iri? Gak punya sepatu model gini?" jawab Belva ketus namun tatapannya masih fokus mengikat tali sepatu.

"Kita ke kantor aja hari ini,kamu ikut saya ke kantor gausah buang-buang waktu ke mall kalo cuma buat main timezone." oceh Gevan langsung membuat Belva menatap ke arahnya.

"Ngapain juga saya di kantor,gak ada kerjaan." ujar Belva.

"Nanti saya kasih kerjaan," ucap Gevan sembari menancapkan gas mobilnya.

"Apa? Kalo suruh bikin kopi gak mau,tapi kalo tetap maksa kopinya di kasih sianida gak apa-apa?" ujar Belva membuat Gevan tersenyum paksa.

"Jadi babu bersih-bersih debu di ruangan saya!! Ya gak lah yakali dandanan dah kaya modelan Arianda Grande suruh bikin kopi." jawab Gevan.

"Terus?" tanya Belva sembari memiringkan kepalanya.

"Cukup duduk diam,pasang wajah kalem,nurut dan anteng aja udah." ucap Gevan.

"Ih tampak membosankan kaya hidup anda," cibir Belva membuat Gevan membelalakkan matanya.

"Saya kasih stok es krim biar kalem,oke kita ke kantor?" tawar Gevan sembari menyodorkan telapak tangan nya.

"Oke deal!!" pekik Belva membalas jabat tangan Gevan.

Setelah prosesi tawar menawar antara suami dan istri, akhirnya mereka memutuskan untuk ke kantor saja dari pada ke mall yang hanya menghabiskan waktu dengan main timezone.

******

Di perjalanan,kini mereka berdua terjebak macet yang begitu panjang. Hal itu benar-benar membuat Belva bosan,alhasil gadis itu hanya bisa memasang wajah kesal akibat kemacetan di depannya.

"Coba aja ada jurus menembus,bisa tuh dari tadi nembus mobil di depan." oceh Belva menghilangkan kebosanan.

"Kalo perlu punya jurus terbang,gak perlu capek-capek nunggu macet kek gini." sambungnya.

"Panas,pegel, seketika make-up ala nuna nuna Korea gue pun meluntur." omelnya sembari memainkan kuku.

Gevan hanya bisa berdehem lirih mengiyakan ucapan Belva yang sepertinya benar-benar hampir gila karena kemacetan.

"Aku bosan!! Sangat bosan!! Ingin mencari sugar daddy!! Izinkan aku melakukannya wahai bapak presiden!!" hebohnya sembari menyilakan kakinya ke atas kursi mobil.

"Turun," ucap Gevan.

"Hah?" pekik Belva bingung.

"Gak,diem ngapa Bu!! Udah tau panas bisa diem gak? Diem!! D-i-a-m ---"

"Berisik." ucap Belva membaca ejaan Gevan.

Gevan menghembuskan napasnya panjang,seolah-olah dirinya membuang semua emosi yang ada dalam dirinya.

"Om,emang nanti gak jadi ghibah kalo saya ke kantor om?" tanya Belva.

"Kenapa emangnya?" tanya Gevan.

"Saya tau om masih muda,muda banget malah sampai-sampai om sama bapak saya tuaan bapak saya," oceh Belva.

"To the point atau saya buang kamu di jalan," ancam Gevan.

Terlanjur Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang