TS|| part 15

37.3K 4.4K 355
                                    

Setelah rapat selesai dan seluruh klien sudah pulang ke tempat mereka masing-masing,Gevan masih setia menunggu Belva yang belum membuka matanya.

Tak tega membangunkan gadis yang kebosanan itu Gevan memilih untuk menunggu sembari memainkan ponsel milik Belva,pria itu tak peduli dengan notif chat yang terus masuk menanyakan keberadaan Belva.

Arion^^

By,aku kerumah kamu ya nanti soalnya kamu ditelepon gak diangkat,dichat cuma centang dua.

Apa jangan-jangan hp kamu di maling?

Woi maling,balikin hp pacar gue atau lu ketemu keluarga lu pulang tinggal badan tanpa kepala.

Kalo sampai ini hp Belva di jambret,jangan harap tuh jambret bisa lihat matahari terbit besok.

Hal itu hampir mengundang gelak tawa Gevan yang sedari tadi menahan tawa,pria itu membaca pesan melalui jendela pesan agar tidak ketahuan bahwa pesan itu telah dibaca.

"Perbucinan macam apa ini? Alay," oceh Gevan.

Notif terus berdatangan membuat Gevan kesal dan langsung mengubah sistem ponsel menjadi mode pesawat.

"Maaf,habis berisik notifnya takut ganggu singa lagi tidur." ujar Gevan.

Gevan beralih ke kumpulan aplikasi game milik Belva,terlihat sebuah game dengan cover gambar sesuatu berwarna cokelat membuat nya tertarik untuk membuka nya.

Pria itu membuka aplikasi tersebut dan menguruskan benda virtual layaknya anak yang bernama Pou.

Saking seriusnya memainkan game tersebut,tanpa dia sadari gadis disampingnya sudah membuka mata dan memperhatikan Gevan memainkan game tersebut tanpa beban.

Belva masih nyaman menyandarkan kepalanya di bahu Gevan,gadis itu ingin mengubah posisinya namun tak sengaja kepalanya menubruk dagu Gevan membuat pria itu meringis.

"Ssshh," ringis Gevan sembari memegang dagunya.

"Yahh sakit kan tuh," ucap Belva tanpa rasa berdosa sembari menahan tawanya.

"Dah bangun?" tanya Gevan membuat Belva terdecak, sudah jelas-jelas terlihat masih saja bertanya.

"Seru gamenya?" ujar Belva.

"Lumayan," jawab Gevan singkat.

Belva mengangguk dan tak sengaja matanya beralih pada jas milik Gevan yang menutup kaki jenjangnya.

"Kok dilepas?" tanya Belva sembari menunjukkan jas hitam itu.

"Ck,lain kali kalo keluar-keluar gausah pake rok kaya gitu." omel Gevan.

"Lah kok ngatur? Apa yang salah? Rok saya dibawah lutut,lagian kalo sekolah saya juga pake rok kaya gini." protes Belva.

"Kalo pake rok ini salah,yaudah lain kali pake rok segini," ucap Belva sembari mengangkat rok miliknya hingga di atas lutut membuat paha putih Belva terlihat.

Dengan sigap Gevan kembali menutup paha Belva menggunakan jas nya.

"Kenapa?" tanya Belva bingung.

"Gak apa-apa,gausah ditunjukin ini lagi di kantor nanti pada salah paham." ujar Gevan.

"Ihh kenapa? Takut jadi bahan gosip? Aelahh,gak apa-apa itu berarti ada yang ngurusin hidup kita." ujar Belva.

"Oh atau jangan-jangan om takut dibilang pedofil ya? Pffft--" ujar Belva meledek Gevan yang sudah menatap wajah Belva datar.

"Om ganteng,mau gak jadi sugar boyfriend Belva?" ledek Belva sembari mengeluarkan gelak tawanya.

Tampak berbeda,waktu pertama ketemu aja kalem. Gue cium nangis gak ya?- batin Gevan.

Terlanjur Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang