TS|| part 16

33.8K 4.4K 671
                                    

Absen yuk kalian dari mana aja? Kenapa bisa nyasar kesini?🌝
.
.
.
.
.
Next gak ?
.
.
.
.
.
.
Happy reading 🌟









Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil, sesuai dengan kesepakatan apa bila Belva menang dan Gevan tidak bisa menjawab itu berarti Gevan harus mengantarkan Belva untuk latihan turnamen bersama kekasihnya dan teman-temannya.

"Biasa aja tuh muka,kalo gak ikhlas gausah nganterin juga gak apa-apa." ucap Belva pada Gevan yang tengah terlihat kesal.

"B aja." ketus Gevan sembari melirik sinis ke arah Belva.

"Cakep lo begitu? Berasa keren lo?" sinis Belva membuat Gevan langsung menancapkan gas mobilnya secara mendadak membuat punggung Belva terbentur kursi mobil.

"Om-om gila!!" ketus Belva.

"Cewe gak ngotak!! Bacot terus tiap hari." jawab Gevan ikut-ikutan kesal.

"Yeee pedofil!!" kesal Belva sembari menjambak rambut Gevan yang tertata rapih.

Mobil yang Gevan bawa pun berjalan tak beraturan,namun Gevan terus fokus menatap jalan meskipun kondisi membuat nya ingin menabrakkan mobil ke arah pohon.

"Belva gila!! Lepas,nanti nabrak!! Kalo mati jangan gentayangan ya." pekik Gevan sembari meringis kesakitan.

"Makanya gausah bikin kesel!!"

"Kamu duluan!! Gak boleh ngelawan sama suami nanti jadi dugong Bel!!" jawab Gevan membuat Belva langsung melepaskan tangannya dari rambut Gevan yang kini sudah berantakan seperti rambut singa.

"Untung ca--"

Ucapan Belva terpotong pada saat ponsel miliknya pun berdering, terlihat nama disana membuat Belva langsung sigap mengangkat telfonnya.

Mamahku bendaharaku💜

"Halo mah?"

"Dimana kamu? Sama suami kamu gak?"

"Dijalan,iya ini manusia nya disamping Belva."

Hal tersebut langsung membuat Gevan menolehkan kepalanya kearah Belva.

"Pulang buruan,nenek sama kakek kamu datang mereka pengen ketemu kamu."

"Cuma Belva? Nenek sama kakek gak tau kal--"

"Enggak,kamu sama Gevan aja yang jelasin semuanya karena mamah juga masih gak percaya soal itu."

"Tapi Belva ada latihan turnamen mah,"

"Pulang atau mamah coret dari kartu keluarga?"

"T--tapi kartu keluarga Belva bentar lagi juga udah beda mah sama Gevan."

"Iya juga,,yaudah buruan pulang!! Gak ada penolakan dan gak boleh alasan. Sekian terima kasih."

"Tapi mah--"

Belum Belva menyelesaikan ucapannya Rena sudah menutup telfonnya lebih dulu karena sudah malas berdebat dengan putri nya yang pasti tiada ujungnya.

"Kenapa?"

"Pulang," jawab Belva.

"Kesambet?"

"Pulang atau Belva coret dari kartu keluarga?!" ancam Belva mengulangi kalimat Rena.

"Pulang kemana? Rumah bunda? Rumah mamah? Rumah sendiri? Rumah tetangga?"

Lupa gue kalo rumah ada banyak- batin Belva.

Terlanjur Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang