TS|| part 21

33K 3.7K 219
                                    

Sesampainya di rumah sakit,Belva langsung dibawa ke ruangan kamar VVIP karena permintaan Gevan agar Belva mendapatkan perawatan yang terbaik.

Meski hanya demam hal itu membuat Gevan benar-benar panik,apa lagi tubuh Belva mulai terasa dingin saat Gevan membawanya tadi.

Kini Gevan sedang berada di ruangan tersebut,gadis itu belum membuka matanya. Infus sudah terpasang di tangan kanannya,Gevan terus menggenggam erat tangan yang masih terasa dingin itu.

Hingga tak lama Belva pun sadar,dengan sigap Gevan langsung mengusap kening Belva yang masih terasa panas.

"Hacimm...hacimmm,saya dimana?" tanyanya.

"Rumah sakit." jawab Gevan dan langsung membuat Belva membelalakkan matanya kemudian menegakkan tubuhnya.

"Pulang," rengek Belva.

"Gak,apa kamu gak sadar kamu pingsan di tengah lapangan? Kondisi kamu bikin panik saya." ujar Gevan.

"Pliss om,Belva mau pulang." mohon Belva sembari menangkup kedua tangannya sehingga membuat Gevan mengernyitkan dahinya.

"Kenapa?" tanya Gevan.

"Pulang,cuma bersin-bersin doang om lagian nanti juga sembuh kalo minum obat." ujar Belva membuat Gevan memutar bola matanya malas.

"Cuma bersin-bersin kok sampai demam? Ini gara-gara kamu kebanyakan makan es krim," ujar Gevan membuat Belva menatap Gevan kesal.

"Bodo amat!! Belva mau pulang,om pulang." ujar Belva sembari menarik-narik lengan Gevan.

"Ya jawab dulu kenapa mau pulang?" tanya Gevan.

"Takut kena suntik" ujar Belva lirih.

Gevan mengedip-ngedipkan matanya berkali-kali,dia pikir Belva memiliki trauma dengan rumah sakit namun ternyata dia benci jarum suntik.

"Gak akan,kamu demam bukan rabies  jadi gak akan disuntik." ujar Gevan.

"Ngeselin ya om lama-lama?! Kalo misalkan nanti ada sesi suntik-suntik Belva bakal marah sama om." ketus Belva.

"Silahkan," ujar Gevan enteng.

"Sekarang istirahat,kamu tau tim kalian masuk final? Untuk itu istirahat biar bisa main di final,kalo masih sakit saya bakal kurung kamu disini dan gak boleh kemana-mana." ujar Gevan.

"Jangan lupakan acara akad itu,saya belum telepon mama sama papa, begitupun bunda sama ayah kalo kamu dirumah sakit,"

"Gausah, percuma nanti kena marah dan mama bakal nyalahin es krim." ujar Belva sembari memajukan bibir bawahnya.

"Istirahat,gausah takut disuntik." ujar Gevan dan dibalas anggukan oleh Belva.

Gevan mengusap rambut Belva dan memajukan wajahnya ke arah kening Belva.

Belum sempat dirinya melancarkan aksinya untuk mengecup singkat kening Belva,tiba-tiba pintu kamar pun terbuka dan membuat Gevan menarik tubuhnya kembali.

"Ma--af,saya kesini mau nganterin barang-barang Belva yang ketinggalan."

"Letakan diatas meja," ujar Gevan datar.

"A--arion?" lirih Belva.

Setelah meletakkan barang-barang Belva diatas meja,Arion langsung berjalan ke arah Belva yang sedang berbaring diatas ranjang beserta infus yang menempel ditangannya.

"Lo gak apa-apa kan?" tanya Arion.

"Udah tau demam pake nanya gak apa-apa," ketus Gevan membuat Arion menatap Gevan datar.

Terlanjur Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang