TS|| part 24

28.6K 3.5K 414
                                    

Happy reading^^
.
.
.
.
.
.
Siap next? Kuy^^














Mereka melangkahkan kakinya mengarah ke taman belakang rumah tersebut,taman yang begitu luas dan seperti biasanya terdapat kolam renang yang memiliki air jernih.

Belva membawa teman-temannya untuk duduk di kursi yang sudah sengaja dia siapkan untuk teman-temannya.

"Ulang tahun lo masih lama kan El,kok banyak orang disini?" tanya Neona bingung.

"Iya,disana juga ada bapak lo juga dari manggang ayam. Ada apa sih?" tanya Haris.

Arion yang sudah mengerti maksud Belva hanya bisa terdiam sembari menatap gadis itu sembari mengangkat kedua sudut bibirnya.

Ayo Ar lo bisa,dia mau bahagia Lo harus bisa- batin Arion.

"Kalian mau minum apa? Biar gue ambilin sekalian." ujar Belva.

"Jelasin dulu apa tujuan lo ngundang kita kesini ditengah-tengah orang banyak yang gue rasa ini kumpulan keluarga lo," ujar Zoundra.

Belva menghela napasnya panjang,dia bingung harus menjelaskan dari mana. Sedangkan dirinya masih benar-benar menjaga perasaan Arion yang sedari tadi hanya diam memperhatikannya.

"Gue bingung mau ngejelasin dari mana." ujar Belva.

"Dari Sabang dulu baru ke Merauke." ujar Panca.

"Lo inget gak waktu gue bilang dua hari setelah turnamen lo harus ke datang ke acara gue?" tanya Belva pada Neona membuat gadis itu mengangguk.

"Iya gue inget,kenapa El?" tanya Neona.

"Jad--"

"Udah datang semua?"

Ucapan Belva terpotong oleh seseorang yang tiba-tiba muncul dari arah belakangnya, membuat semua pandangan beralih pada seseorang berkaos hitam tersebut.

"Di--dia yang kemarin tolong lo kan El?" tanya Neona.

"Iya," jawab Belva.

Tatapan teman-teman Belva kecuali Arion masih bingung dengan seseorang yang tiba-tiba datang ditengah perbincangan mereka,namun orang itu sudah tidak asing bagi mereka karena orang itu lah yang membawa Belva ke rumah sakit.

"Kalian kenapa sih?" tanya Belva.

"Kita bingung,masa lo gak peka?!" ujar Panca.

"El mau jelasin apa lo ke kita?" tanya Neona.

"Gak usah bingung, perkenalkan saya Gevan su--"

"Suami Belva." suara itu bukan berasal dari Gevan melainkan dari seseorang yang sedari tadi diam menyimak percakapan.

Dua kata itu berhasil membuat Belva,Neona dan ketiga temannya terkejut dengan ucapan yang bukan berasal dari orang yang ditanya.

Brak

Neona menggebrak meja pertanda dirinya tak percaya dengan semua ucapan yang menurutnya hanyalah candaan,hingga seluruh pandangan orang-orang yang berada disana langsung beralih ke arahnya.

"Ngepranknya gak lucu!!" ujar Neona.

Gevan menunjukan jari manisnya dan jari manis Belva,terdapat cincin yang sama terpasang dijari keduanya.

"Gak,coba tunjukin foto prewedding kalian berdua." ujar Neona yang masih tak percaya.

Gevan dan Belva saling tatap, bagaimana bisa mereka membuktikan sedangkan mereka saja awal mulanya tidak merencanakan hal ini

Terlanjur Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang