TS|| part 54

22.7K 3K 1.1K
                                    

Haii

Apa kabar kalian hari ini?

Masih stay tune?

Happy reading and enjoy 🌻

***********************

















Suasana malam hari mendadak sedikit mencekam saat suara hujan diselingi suara gemuruh petir saling menyaut terdengar dari luar, air langit turun membasahi seluruh jalan di kota hingga menimbulkan aroma yang dapat menenangkan.

Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari, di balkon apartemen terlihat seseorang tengah duduk di kursi sembari menatap lurus ke arah depan dengan jaket berwarna abu-abu membalut tubuhnya.

Gemuruh petir sama sekali tidak menganggu lamunan dan pikirannya, justru hal itu membuat dirinya semakin tenang ditambah guyuran hujan menjadi penenang baginya setelah hampir setengah tahun dirinya kehilangan dua wanita yang ia cintai sekaligus yaitu sang Bunda dan wanita yang sekarang sudah menjadi milik orang lain.

"Pemain dalam hidup adalah lo sendiri bukan orang lain, kalau lo sibuk diam menunggu masa lalu semua nggak akan selesai." lirihnya.

"Untuk itu belajar berdamai dengan masa lalu Arion, meskipun lo tau berat karena rasa lo buat Belva masih begitu kuat tapi semuanya udah selesai."

"Udah nggak ada lagi yang harus lo tunggu selain mengikhlaskan yang udah selesai, lo masih bisa jaga dia dari kejauhan karena bukan lo lagi yang dia butuhkan sekarang," ucapnya lirih dan tak lama matanya kembali terpejam sembari meresapi setiap kalimat yang dia ucapkan sendiri.

"Gue masih cinta Belva, gue mau dia tetap sama gue bagaimanapun caranya."

Pikirannya kembali bertabrakan saat lagi-lagi dirinya memejamkan mata, namun ia berusaha menahan agar pikiran dan keputusan yang sudah seharusnya dia lakukan tidak kembali berubah.

"Lo bisa lepasin dia, bukan waktu yang lama lo bisa bertahan sampai sini, jangan bikin diri lo kacau karena cinta masa lalu---" ucapannya terjeda saat dirinya menghembuskan nafasnya.

"Ikhlaskan, lepaskan dan selesaikan."

*********

Di dalam kamar, Belva masih belum bisa memejamkan matanya entah kenapa pikirannya kali ini benar-benar berkecamuk saat dirinya saja tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan. Jika kalian tidak paham, ia memikirkan sesuatu yang sama sekali tidak ada di dalam pikiran.

Jederrrr

Suara gemuruh petir berhasil membuatnya terkejut, posisinya saat ini belum kembali pulang ke rumah alhasil tidurnya tidak nyenyak karena satu boneka miliknya tidak berada disana yaitu boneka buaya, meskipun ada buaya darat aslinya disana.

Gevan.

Tangannya reflek langsung memeluk seorang pria disampingnya saat mendengar suara petir itu, tubuhnya sedikit bergetar saat suara hujan dan petir semakin keras untuk saling menyaut terdengar.

"Suara petirnya bikin kaget ya sayang?" tanya Belva sembari mengusap perutnya pelan.

Tubuhnya yang tidak bisa diam membuat tidur Gevan sedikit terganggu saat merasakan pergerakan disampingnya, alhasil pria itu membuka matanya sedikit dan melirik ke arah wanita yang ternyata masih belum memejamkan mata.

"Belum tidur, hm?" tanya Gevan dengan suara serak khas bangun tidur.

"Nggak bisa bobok, suara petirnya matiin dulu," ucap Belva membuat Gevan terkekeh dan mengubah posisinya yang tadinya terlentang langsung miring menghadap ke arah Belva.

Terlanjur Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang