Halooo 🖤
Apa kabar? Keadaanku sudah membaik, kok. Dua hari yang lalu, aku baru dikasih obat antivirus 😁
Yaa alhamdulillah 🤭 Akhirnya dikasih obat jugaa setelah seminggu ini aku bertahan sama susu beruang, vit C, dan buah-buahan 😂Ng..., tapi ya, intinya harus berpikiran positif sih 💪
Ihiyy 🥳
Happy reading! 🖤
🌼🌼🌼
POV ALUNA
"Itu bekal pasti buat Kale," tebak Javier yang berada di sisi kananku, sedangkan Gema berada di sisi yang lain. Kami tengah berjalan menuju kelas. Obrolan tadi tentunya masih meninggalkan tanda tanya besar bagi Javier dan Gema. Tapi sesuai permintaanku yang meminta untuk tidak mengungkitnya di depan Kale, jadi mereka diam.
Lagipula tentang kondisi jantungku ini tidak perlu dibesar-besarkan. Aku masih kuat.
"Iya, tapi kayaknya sia-sia gue bikinin ini buat dia." Aku tersenyum kecut. "Faktanya keberadaan gue masih kalah dengan keberadaan Venya."
"Wah, ini enggak bisa dibiarin." Javier menggeleng-geleng. "Gue bilangin ya ke Kale."
"Eh, jangan. Itu mah malah mempermudah gue dong namanya. Udah enggak apa-apa, kok. Biar aja gue yang nyelesein semuanya. Lagian juga gue bakal lebih puas kalo hasil sendiri."
"Eh, kenapa, Gem? Kok berhenti?" Suara Javier terdengar hingga aku yang sudah beberapa langkah di depan mereka pun berbalik badan.
Gema menatapku tajam. "Gue perhatiin dari tadi omongan lo ngelantur, Na. Enggak kayak biasanya. Jujur aja sebenernya lo kenapa?"
Aku menghela napas, lalu mendadak dadaku terasa sedikit sakit. Ah, kenapa harus sekarang, sih?
"Eh, lo kenapa?" Javier ternyata menyadari kelakuanku. Dia memang paling tanggap. Dia langsung menangkap tubuhku yang hampir terhuyung ke samping.
"Una, lo sakit?" tanya Gema. Dia ikut memegang keningku.
"Oh, eh, apaan sih, Gem?" Aku menepis lengannya dari keningku. "Gue enggak apa-apa. Cuma tiba-tiba agak sakit di sini barusan," aku menunjuk letak yang sakit, "tapi sekarang udah baikkan." Aku memeluk Javier sebentar, lalu berbisik, "Jav, help!" Aku mengembuskan napas sambil diam-diam mencengkram seragam Javier bagian belakang. Mungkin cowok itu tahu, tapi masa bodohlah. Aku tidak mau Gema mencecarku lagi dengan pertanyaannya.
Setelah tenang, aku kembali menatap Gema. Untungnya Javier tidak bertanya lagi padaku. Dia menatapku tanpa jeda. Apa mungkin dia syok? Uh, sepertinya aku perlu berbicara empat mata dengannya nanti.
"Gue cuma 30 hari doang kok pacaran sama Kale," lanjutku pada keduanya. "Setelah itu udah, semua keputusan ada di dia."
Ponsel di sakuku bergetar. Aku segera mempercepat langkah, memberi jarak dengan mereka. Mom menelepon. "Ya, Mom. Ada apa?"
YOU ARE READING
SORRY [slow update]
Teen FictionMasa SMA adalah masa yang harus dipergunakan Aluna agar waktunya tidak terbuang sia-sia. Dan mempunyai 3 (tiga) sahabat cowok yang super duper ganteng, baik, humoris nyatanya belum untuk terbilang cukup aman. Buktinya dia malah baper sama Kale, sala...