14. BACK TO THE MOON

154 51 42
                                    

POV KALE

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

POV KALE

Tepat pukul lima sore, gue berjalan memasuki kafe di basemen rumah sakit. Benar dugaan gue kalau Aluna sakit. Tapi, kenapa harus bohong sih sama gue?

Sewaktu Kara menunggui gue buat tahu kabar Aluna di kafe tempat dia bekerja tadi, akhirnya gue dapat jawaban dari Javier. Dia mengatakan bahwa Aluna sedang berada di rumah sakit. Kakak gue itu pun akhirnya menyarankan gue buat enggak mengajak dirinya karena sebaiknya gue yang menyelesaikan masalah gue sendiri.

Sebenarnya gue bisa saja langsung ke ruangannya Aluna, tapi Javier menyuruh gue untuk datang ke sini. Ada yang mau diomongin katanya. Pandangan gue langsung bersirobok dengan mata Lily. "Lo ngapain di sini?"

"Eh, macannya udah dateng," celetuk Javier. "Gue, Le, yang suruh Lily ke sini," katanya lagi. "Dan dia yang nyuruh kali kasih tahu yang sebenernya ke lo."

Gue berdecak. "Una di mana?"

"Mending lo duduk dulu, Le." Javier hendak berdiri. "Gue beli kopi buat lo bentar, ya."

"Enggak usah. Udah buruan di mana Una sekarang?"

"Ya udah iya. Duduk sini!"

Tapi gue terlalu gengsi untuk duduk. Gue cuma mau bertemu Aluna.

"Duduk, Le. Jangan kayak lagi musuhan gitu napa, sih."

Argh! Mau enggak mau gue akhirnya duduk juga. Mana di sebelah gue Gema lagi. "Sekarang tolong jelasin semuanya," gue memulai percakapan. "Gue tahu kalian nyembunyiin sesuatu dari gue tentang dia."

"Boleh gue duluan enggak ngomongnya?" Lily mengangkat tangan, meminta izin. "Sebelumnya gue minta maaf ya, Le, karena udah kayak gitu kemarin. Gara-gara dia nolongin gue di kolam."

Kolam? Oh ya, gue inget yang Aluna cerita tempo hari.

"Sama yang buat Aluna tiba-tiba lari terus bikin dia stress juga."

Damn.

"Ih, nih mulut emang enggak bisa dijaga." Lily menepuk mulutnya berkali-kali sampai akhirnya Javier menghentikannya. Bibirnya memberengut, lalu dia menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku. "Maaf banget ya, Guys, yang kemarin. Karena gue, Una jadi kayak gini."

Serius. Gue enggak mengerti apa hubungan semua itu dengan Aluna sakit.

"Una tadi sempet pingsan, Le, pas di parkiran mall," jelas Javier. Mungkin dia tahu kalau gue memang enggak tahu apa-apa.

"Kenapa enggak ngasih tau gue?" tanya gue. Gue kan bisa tinggalin Venya buat Aluna.

"Ya maaf, tadi gue sama Gema sama-sama panik. Makanya langsung ke sini. Tapi kata Bokap, Una enggak apa-apa."

"Enggak apa-apa gimana? Kalo sampe masuk sini berarti dia kenapa-napa."

"Ini semua gara-gara lo, Kale!" Gema mulai berbicara. Tentunya gue ingin sekali meninju wajahnya itu. "Gara-gara lo, kondisi Una jadi makin parah."

SORRY [slow update]Where stories live. Discover now