Chapter 21 "The Air In The Spotlight"

1.5K 208 113
                                    

'The air reflected light, making the air no longer invisible.'

                         #WinIsWind

Aku tidak ingat berapa lama, aku berpelukan dengan P'In. Aku tidak ingat berapa lama aku menerima kehangatan dari pelukannya. Tapi saat P'In melepaskan pelukannya, aku baru menyadarinya.

"Maaf." Kata P'In lembut sambil menundukan kepalanya. 

Pada malam hari, cahaya di sini tidak terlalu terang jadi aku tidak bisa melihat ekspresi dari wajah P'In.

"Tidak apa-apa, P'In." Sebenarnya aku ingin bertanya lebih banyak lagi. Tapi aku memutuskan untuk tidak mengatakannya, karena aku tidak tahu pasti perasaan P'In. Mungkin, tidak terlalu banyak bicara jauh lebih baik sekarang.

"Apakah kamu akan kembali?" P'In bertanya sambil membalikan badan, tidak melakukan kontak mata sama sekali denganku.

Aku pikir, apa yang dimaksud P'In adalah kembali ke Bar. Tapi aku mengerti walaupun P'In tidak mengatakannya secara langsung, dia tidak mau aku datang lagi ke tempat seperti itu.

"Aku ingin pulang ke asrama." Jadi aku menjawab. Dan P'In menganggukan kepalanya dengan ringan.

"Aku akan mengantarmu."

"Hah!? Mengantar?" Aku mengerjapkan mata berkali-kali, terkejut karena dia mengatakan ingin mengantarku pulang. Tapi aku juga bertanya-tanya, bagaimana P'In akan mengantarku pulang?

P'In berjalan menuntunku, jadi aku mengikutinya dengan bingung. Aku melihat dia mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan sambil berjalan. Dan aku tidak berani mengatakan dan bertanya apapun pada P'In.

Setelah berjalan tak berapa lama mengikuti P'In, aku melihat ada mobil Van berwarna putih yang terparkir di tepi jalan. Ketika aku melihat seorang pria keluar dari mobil, aku membelalakan mata. Karena dia mengenakan kemeja kerja dengan  tanda staff MW ENT. tergantung di dadanya. Dan mobil ini adalah mobil yang sering digunakan untuk mengantar atau menjemput P'In.

"N'In mengagetkan semua orang, tiba-tiba bergegas meminta diantar ke sini. Dan sebelum mobil terparkir, Nong sudah berlari keluar. Beruntung Nong baik-baik saja, kalau tidak, P'Kwang pasti akan membunuhku."

"Maafkan aku, khrab." P'In berkata.

Managernya hanya mengangguk dan mengatakan tidak apa-apa, sebelum dia menatapku dengan curiga.

"Siapa dia, Nong' In?"

P'In menatapku lalu berbicara dengan managernya.

"Code buddy juniorku, bisakah Phi mengantarnya ke asrama dulu?" P'In bertanya kepada managernya.

"Oh, Nong Archawin itu?" Kata-kata manager itu membuatku terkejut. Bagaimana dia bisa tahu namaku? Oh ingat, pasti karena pada saat itu P'In menelepon managernya untuk meminta izin untuk memberikan nomor teleponnya padaku.

"Ya, tidak masalah. Masuklah ke dalam mobil." Jawab managernya lagi.

"Terima kasih P'In, terima kasih manager." Aku segera berbicara.

Lalu aku dan P'In masuk ke dalam mobil van tersebut. Kami duduk berdampingan, tapi P'In tidak mengatakan apa-apa lagi. Aku pikir saat ini P'In sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Hari ini, aku telah melihat sisi lain dari seorang P'In. Dan itu membuatku memahami sepenuhnya tentang P'In. Di luar dia selalu menunjukan citra yang positif, tapi jika dilihat dari dalam, dan hanya bisa dilihat oleh beberapa orang, P'In adalah orang yang telah menyimpan banyak kesedihan.

¤¤¤

Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu, aku sibuk mempersiapkan kontes Moon Universitas. Halaman facebook XU official sudah mengunggah beberapa kontestan Star dan Moon, dan mahasiswa lain juga sudah bisa memberikan suaranya. Namun aku sendiri masih merasa malu, aku melihat foto diriku sendiri terpajang di depan umum. Namun aku juga sangat senang ketika orang-orang menyukai fotoku dan berkomentar bahwa aku itu cute. Dan beberapa orang ada juga yang meminta ID dan Twitterku, namun aku malu untuk memberitahu mereka. Ditambah lagi aku tidak pernah mengunggah fotoku sendiri, aku tidak pernah mengunggah foto apapun. Sedangkan untuk twitter, itu juga sama saja.

INVISIBLE MOON (Terjemahan Bahasa Indonesia)Where stories live. Discover now