Chapter 5 "Follow The Invisible Moon"

1.5K 214 15
                                    

FOLLOW THE INVISIBLE MOON

"Mengikuti bintang dengan menggunakan kompas dan map" 

"Tapi mengikuti 'Invisible Moon' tidak menggunakan apapun."

            #WINISWIND

Bagi orang normal, ingin melihat si 'Invisible Moon' itu adalah hal yang paling sulit.

Banyak para penggemar ingin melihat P'In tetapi tidak bisa, karena P'In selalu menyembunyikan dirinya. Meskipun aku bukan penggemar UNISTAR ataupun penggemar P'In, aku hanyalah orang yang 'tak terlihat' yang bisa menemukan P'In.

Meskipun demikian, aku masih benar-benar penasaran.

Aku pernah bermimpi menjadi orang yang populer dan terkenal, pasti itu sangat membanggakan dan membahagiakan. Kemanapun aku pergi, pasti akan selalu menjadi pusat perhatian. Namun P'In, dia terkenal dan banyak mempunyai penggemar, dia mendapatkan apa yang selama ini aku impikan. Tapi kenapa dia bersikap seperti ingin tidak terlihat oleh orang lain?

P'In benar-benar orang yang aneh.

Aku diam-diam mengikuti P'In dan menjaga jarak agar tak ketahuan. Sampai P'In berhenti di bawah tangga jembatan dekat Universitasku, di sana terlihat seorang kakek tua berpakaian kotor  dan lusuh sedang berbaring di atas selimut yang kotor pula.

"Selamat pagi…" P'In menyapa dan duduk disamping kakek tua itu tanpa merasakan jijik atau takut.

"Ouh, hari ini kamu datang juga?"

"Untukmu." P'In berkata singkat dan memberikan plastik berisi makanan pada kakek tua itu.

"Terimakasih." Kakek tua itu mengambil plastik yang diberikan P'In.

"Merepotkanmu lagi, kamu tidak perlu membawanya setiap hari padaku seperti ini, aku tidak ingin merepotkanmu, anak muda."

"Tidak masalah." P'In menjawab sambil membuka plastik makanan lain dan bersiap makan bersama kakek tua tersebut.

"Terima kasih sekali lagi, anak muda. Kamu memang pandai memasak." 

Lalu P'In dan kakek tua itu makan bersama, aku penasaran apakah P'In kenal dengan kakek tua itu.

Melihat orang yang sedang makan dengan lahap, membuatku lapar juga. Jadi aku membeli pisang goreng yang dijual tak jauh dari sana untuk dimakan.

"Musim hujan akan segera tiba, jika kamu tetap tinggal di sini kamu bisa sakit. Maukah kucarikan tempat tinggal?" P'In bertanya.

"Aku baik-baik saja, aku tidak ingin merepotkanmu." Kakek tua menjawab "Aku masih menunggu anakku untuk membawaku pulang, keluargaku memiliki banyak hutang. Ia takut akan membahayakanku jika aku tinggal di rumah. Rentenir itu pasti akan datang. Dia juga berjanji akan memjemputku pulang jika dia sudah membayar hutang-hutangnya."

Wajah kakek tua itu sangat berseri-seri ketika sedang membicarakan tentang putranya.

"Jika berpindah ketempat lain," kakek tua itu melanjutkan. "Aku khawatir, putraku tidak bisa menemukanku. Aku akan baik-baik saja anak muda, aku akan tetap menunggu di sini."

P'In mendengarkan dengan tenang sembari menyantap makannya.

Aku tidak mengerti kenapa air mataku keluar saat mendengar kisah kakek tua itu, walaupun aku adalah orang yang 'tidak pernah diperhatikan orang lain' aku banyak membaca buku dan berita. Aku tidak punya banyak teman, jadi aku menjadikan buku-buku sebagai temanku. Ngomong-ngomong, aku sering membaca berita tentang hal yang dialami oleh kakek tua, hal semacam itu sering dialami oleh masyarakat Thailand, terutama orang-orang miskin yang tidak bisa melanjutkan pendidikan tinggi. 

INVISIBLE MOON (Terjemahan Bahasa Indonesia)Место, где живут истории. Откройте их для себя