5. BEKU

5K 674 262
                                    

Happy 5k pembaca Atlantik❤
Pembacanya 5k, votenya gak sampe 1k tapi gak apa-apa semua butuh proses.

Happy reading🍂

Aku bertemu dengan Pangeran berwajah rupawan dan hati suram.
Seperti namanya, Atlantik. Lautan biru yang penuh haru.
Gelombang lautan dapat menghempas diriku jauh
Namun arusnya selalu membawaku kembali.
Padanya, di sampingnya, menatapnya dengan damba. Meski hanya sementara.

Menghapus air mata Atlantik, Kiara memeluk cowok yang nampak terluka itu. Kiara menggelengkan kepalanya, mengusap punggung Atlantik dengan teratur. "Siapa Aila?" tanya Kiara masih dalam dekapan Atlantik.

Atlantik langsung menegakkan pungungnya setelah mendengar pertanyaan Kiara. Cowok itu memundurkan badannya. Mendorong Kiara yang dengan lancang berani memeluknya. Napas Atlantik masih memburu namun tak urung untuk menusuk Kiara lewat tatapan mautnya.

Atlantik menggelengkan kepala untuk mengembalikan kesadarannya. Dapat Atlantik lihat teman-teman sekelasnya sedang mengerubunginya. Menyaksikan aksi gila Atlantik yang bahkan tidak ia inginkan. Alam bawah sadarnya selalu mendorongnya untuk melakukan hal yang tidak-tidak saat teringat  dengan sesuatu. Salah satunya adalah suara petir, suara yang mengingatkan Atlantik pada seseorang yang berarti di hidupnya.

"Atlantik, lo gak apa-apa?" tanya Ganu khawatir. Cowok itu menyentuh bahu Atlantik namun ditangkis oleh Atlantik.

Perhatian Atlantik tertuju penuh pada Kiara yang sedang menatapnya lekat.

"Siapa Aila?" tanya Kiara lagi.

"Bukan urusan lo!" tegas Atlantik. Bangkit dari duduknya Atlantik pergi meninggalkan kelas. Menyisakan Kiara bersama siswa lainnya yang masih ingin tahu siapa Aila.

Tidak ada kata putus asa dalam kamus seorang Kiara Pemovie. Perempuan berambut gelombang itu ikut berdiri, menyusul Atlantik yang berjalan keluar dari kelas.

Kiara ingin tahu siapa itu Aila, maka Kiara harus tahu. Persetan dengan Atlantik yang tidak mau mengaku. Kiara akan memaksa cowok itu untuk angkat bicara. Lagi pula Kiara pikir dia adalah tunangannya, maka bukan suatu kesalah kalau dia ingin tahu segala sesuatu tentang Atlantik.

Mata perempuan itu berbinar ketika melihat Atlantik duduk di salah satu kursi kantin. Jakun cowok itu naik turun seirama dengan tegukan air yang mengalir di tenggorokannya. Kiara mematung sesaat, Atlantik begitu luar biasa untuk dipandang saat ini. Seperti pangeran yang turun dari langit, segala sesuatu dari cowok itu terlihat sempurna di mata Kiara. Wajah yang tampan, kulit putih, dada bidang, rambut hitam, mata tajam dan postur tubuh tinggi. Atlantik Brianyaksa.

Kiara melangkahkan kakinya memasuki arena kantin. Duduk berhadapan dengan laki-laki yang belum menyadari keberadaanya itu.

"Atlantik," panggil Kiara seraya tersenyum lembut pada Atlantik.

Atlantik menaruh botol minum itu di atas meja. Matanya menatap sinis pada Kiara yang duduk di seberang. Keduanya terpisah oleh meja.

"Lo haus?" tanya Kiara pada Atlantik yang tidak berhenti menatap perempuan itu sinis.

Atlantik seakan menulikan indra pendengarannya. Cowok itu sibuk memainkan ponsel untuk alasan agar tidak fokus pada Kiara.

Cold AtlantikWhere stories live. Discover now