8. DALAMNYA LUKA

5.7K 569 92
                                    

Rapuh? Itu aku ketika sendiri.

"Kalau gue mau lo tetep di sini. Lo masih bakal tetep pergi gak?" tanya Kiara pada Atlantik. Tangannya beralih menangkup kedua rahang tegas Atlantik.

Atlantik menurunkan tangan Kiara. Tatapan cowok itu menajam, menyorot penuh arti pada perempuan di depannya. Atlantik membalikkan badannya.

"Gue pergi," ucapnya sambil berjalan keluar.

Atlantik menutup pintu ruang inap Kiara. Menyisakan seorang gadis rapuh dengan wajah pucat itu.

"Tuan," panggil Jesson membuat Atlantik menoleh.

Kiara keluar dari kamarnya. Tersenyum lembut pada semua orang yang berada di luar.

"Eh, Kiara, gimana Ki?" tanya Ganu basa-basi. Kiara hanya tersenyum memperlihatkan deretan gigi rapinya pada Ganu.

"Mukanya Om Yess kaya singa mau nerkam manusia," ujar Kido menyindir Atlantik.

"Namanya Jesson," ralat Atlantik menatap tajam Kido.

"Yang punya nama aja gak sewot. Ngapain, sih tuan muda sewot mulu!" cerca Kido membuat Atlantik menggeram.

"Saya mau bicara," ujar Jesson pada keempat remaja di depannya itu.

Keempatnya terdiam. Menatap Jesson dengan tatapan ingin tahu. Jesson menatap keempat remaja itu secara bergantian.

"Orang tuanya Non Kiara tidak bisa datang. Bu Lestari masih berada di luar negri, sedangkan tuan Andra sedang ada pekerjaan penting," ujar Jesson membuat bahu Kiara melorot. "Ganu dan Kido bisa menjaga non Kiara sebentar?" pinta Jesson tidak enak.

"Bis--"

"GAK BISA!" Atlantik menyela perkataan Kido. Cowok itu berdehem sebentar. "Gue gak bisa tinggalin Kiara. Mau gimana pun dia, kan tunangan gue," ujar Atlantik membuat Kiara menatap cowok itu tak percaya.

Kiara tersenyum. Semakin merapatkan dirinya pada Atlantik. Hal itu berhasil membuat Jesson berpikir, di satu sisi dia juga tidak tega bila harus meninggalkan Kiara tanpa Atlantik atau pun orang tuanya, tapi di sisi lain dia ditugaskan untuk membawa Atlantik ke acara makan malam bersama kolega bisnis Samudra.

"Gue di sini," ujar Atlantik menatap datar Jesson. Tidak apa-apa harus menghadapi Kiara dari pada duduk bersama dua orang yang sangat tidak Atlantik harapkan.

"Tapi lo bilang tadi di sekolahan, lo gak perduli sama Kiara," ceplos Ganu yang langsung mendapat pelototan dari Atlantik dan Kido.

Kido menginjak kaki Ganu saat melihat perubahan raut wajah Kiara. Perempuan dengan baju rumah sakit itu menyibak rambutnya ke belakang. Bibir pucatnya melengkung membentuk senyuman.

Kiara sedikit menjauh dari Atlantik. "Lo pergi aja gue gak apa-apa di sini sendiri, udah terbiasa!" Melangkahkan kakinya untuk kembali masuk ke dalam kamar inapnya Kiara menutup pintu itu rapat.

"Goblok!" cemooh Kido kepada Ganu, sedangkan Ganu hanya menggaruk pelipisnya merasa bersalah pada Kiara.

"Sudah tidak ada masalah lagi, kan? Mari tuan muda." Jesson mengatungkan tangannya, mempersilahkan Atlantik untuk berjalan lebih dulu.

Cold AtlantikOù les histoires vivent. Découvrez maintenant