17. MILIKKU

4.8K 465 114
                                    

Happy 25k pembaca COLD ATLANTIK❤

MAKASIH SEMUA YANG UDAH SETIA SAMA CERITA INI SAMPAI SEKARANG❤

100 komen 80 vote baru lanjut.

Happy reading

Cowok dengan jaket hijau army itu masih duduk di dalam mobilnya. Sudah lima belas menit ia menunggu di sini tapi masih belum ada tanda-tanda perempuan yang dia tunggu untuk keluar. Atlantik sekarang paham betapa kesalnya menunggu seseorang yang katanya hanya ganti baju.

Cowok itu mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya. Bahkan rencana yang dia susun semalaman belum terlaksana. Bicara kata-kata yang manis adalah hal tersulit bagi Atlantik.

Anda
Bicara yang manis itu gimana maksudnya?

??
Malam ini mau pergi?

Atlantik mengerutkan alisnya. Bagaimana orang ini bisa tahu begitu banyak tentang dia, bahkan dia tahu kalau malam ini Atlantik mempunyai rencana bersama Kiara.

Dengan buru-buru Atlantik keluar dari mobilnya. Cowok itu memutari sekitar mobil. Berlari ke arah pagar, namun tidak ada siapapun di sekitar rumah Kiara selain dirinya.

Anda
Lo nguntit?

??
Gak penting.

Atlantik bergidik ngeri. Dia tak suka ada orang yang mengusik atau mengintainya sepanjang hari.

Anda.
Suruhan siapa lo?

??
Sekarang gak penting. Malam ini lo mau pergi sama dia? Cukup bilang gini LO- CANTIK- MALAM-INI.
Itu sih kalau lo mau, kalau gak mau biarin dia bahagia sama cowok lain ketimbang sama lo.

Mata Atlantik menyipit. Cowok itu tidak membalas pesan terakhir dari orang yang selalu sok tahu itu. Atlantik mengusap dahinya, menyugar rambut hitamnya ke belakang satu pertanyaan terlintas di kepalanga, apa selama ini Kiara bahagia di dekat Atlantik atau hanya tersiksa?

Tanpa pikir panjang Atlantik berjalan memasuki rumah berlantai dua itu, cowok itu berdiri di depan kamar yang sebelumnya pernah ia masuki. Tangan Atlantik melayang ingin mengetuk pintu kamar itu tapi Atlantik ragu. Ragu dalam segala hal, bahkan Atlantik belum tahu pasti tentang perasaannya, yang Atlantik tahu dia hanya tidak ingin kehilangan Kiara.

"Ehem." Cowok itu berdehem.

"Atlantik." Atlantik menatap pintu putih itu ketika mendengar teriakan dari dalam. Itu suara Kiara.

"Gue boleh masuk?" tanya Atlantik dengan nada tenang.

Kiara membulatkan matanya mendengar pertanyaan Atlantik. Cepat-cepat perempuan itu menyembunyikan obat-obatan yang baru saja ia minum ke dalam laci.

"Masuk," ujar Kiara setelah mengunci laci tempat ia menyembunyikan obatnya.

Cklek

Entah kenapa suasananya menjadi canggung, berbeda dengan saat Atlantik mengantarnya ketika sakit dulu. Atlantik berjalan mendekat sampai di samping perempuan itu, tidak ada percakapan sama sekali. Atlantik berdiri kaku di samping Kiara sedangkan Kiara masih terpaku dengan Atlantik.

Cold AtlantikWhere stories live. Discover now