14. CEMBURU?

5.6K 516 117
                                    

Masih setia nungguin cerita ini?
Btw akhir-akhir ini sibuk jadi gak bisa mikir. Maaf ya^^

Kalian mau duoble up? Aku kalau bisa mikir sekenceng kilat pengennya juga langsung end malah.

Gak kerasa udah 22k, makasih semua💚
Spam surat surat cinta untuk ATLARA yuk💌

Gak kerasa udah 22k, makasih semua💚Spam surat surat cinta untuk ATLARA yuk💌

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bersama memang hal yang kamu inginkan. Tapi terluka bersama bukan hal yang pantas kamu dapatkan__Atlantik Brianyaksa.

Apakah bahagia itu sulit? Tidak, jawabannya adalah tidak! ada banyak cara untuk bahagia bahkan mungkin hal paling kecil bisa membuat kita bahagia. Tinggal bagaimana kamu menikmati hidup di bawah tekanan takdir yang sudah menjadi milikmu.

Sebut saja Kiara kurang sedang menikmati hidupnya dengan rasa sakit yang ia derita. Perempuan berambut gelombang itu keluar dari persembunyiannya. Kiara mengusap pipinya yang terdapat bercak air mata, perempuan itu berjalan dengan hati-hati mendekati asal suara tadi.

Kiara menggelengkan kepalanya. Cewek itu menutup telinganya rapat, lagi-lagi perasaan kalut menyelimuti hatinya. Dia terlalu takut untuk mengetahui kebenaran. Tubuh kecilnya melorot ke tanah dengan telinga dan mata yang tertutup rapat.

"Ki?" Kiara tersentak saat merasakan tepukan di bahu kirinya.

Perlahan-lahan perempuan itu membuka matanya. Kiara menolehkan kepalanya ke belakang.

"Adnan." Tanpa aba-aba perempuan itu menghambur ke pelukan cowok berhoodie abu-abu itu, membuat Adnan sedikit terkejut.

"Atlantik Nan, Atlantik!" Adnan mengerutkan dahinya, tidak paham dengan yang dimaksud Kiara.

"Maksud lo? Lo kesini bareng Atlantik?" tanya Adnan setelah Kiara melepaskan pelukan mereka.

"Atlantik ... Atlantik. Luka, itu tembak," ujar Kiara tidak jelas.

"Pelan-pelan. Ngomongnya pelan-pelan aja, Atlantik kenapa?" tanya Adnan sambil mengusap lengan Kiara. "Tarik napas, rileks. Ceritain ke gue," ujar Adnan bersikap sabar. Walau Adnan juga sedikit tidak suka pada Atlantik karena sifat cowok itu tapi Adnam juga punya hati nurani untuk bersimpati.

"Tadi__ a..ada preman," ujar Kiara dengan terbata-bata.

"Preman? Ceritain yang jelas!" ujar Adnan sedikit meninggikan suaranya.

"Preman, iya preman bawa pistol. Atlantik Nan, Atlantik!" Lagi-lagi Kiara kehilangan kendalinya. Entah berapa banyak air yang tertampung di mata perempuan itu yang jelas tidak pernah habis meski dikeluarkan setiap hari.

Cold AtlantikWhere stories live. Discover now