11. KEPERGIANNYA

7.2K 644 242
                                    

Yang bertemu pasti berpisah, untuk itu selalu ada kenangan di setiap detiknya.

80 VOTE 100 KOMEN LANJUT.
BTW KALIAN JARANG VOTE SEKARANG.

AKU SERING NANDAIN SETIAP AKUN YANG SERING VOTE DAN KOMEN LOH.

ABSEN YUK, SIAPA YANG MASIH MAU LANJUT SPAM LOVE BIRU💙

Happy reading...

Ganu menepuk pundak Atlantik permainan baru saja selesai dengan dua babak tapi entah mengapa Atlantik merasa ada yang ganjal dengan permainan ini.

"Lo ngerasa aneh gak?" tanya Ganu yang diangguki Atlantik.

Kido baru saja datang langsung duduk di samping Atlantik. Cowok berambut kriting itu melempar botol minum Shena pada Atlantik.

"Ko punya otak gak ada guna. Gak usah mikir, emosi sa!" cetus Kido berapi-api. Masih terngiang di kepala Kido bagaimana Atlantik mengusir Kiara dan memilih mengambil minum dari Shena.

"Lo gak tau apa-apa," ujar Atlantik masih berusaha tenang walau ia disebut tidak memiliki otak.

"Ko tau? Banyak readers yang mau santet ko?" tanya Kido membuat Atlantik menggeleng.

"Gak takut," ujar Atlantik membuat Kido dan Ganu membuka lebar mulutnya.

"Punya temen yang hatinya terbuat dari eek sapi emang susah." Ganu melirik sinis Atlantik yang terlihat marah.

"Mohon ampun tuan muda." Ganu menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada ketika melihat dada Atlantik yang naik turun menahan kemarahannya. Kalau kemarahannya benar-benar meledak bisa bahaya.

"Kalian gak bisa menilai sesuatu dari satu sisi," ucap Atlantik menatap kedua temannya.

"Maksud ko?" tanya Kido penasaran. Cowok itu semakin mendekatkan dirinya pada Atlantik untuk mendengar lebih rinci penjelasan Atlantik.

"Disini panas, dia masih sakit jadi gue suruh pulang. Gue cuma gak mau dia makin sakit," ucapnya yang berhasil membuat Kido dan Ganu tercengang, suatu hal yang berbeda jika Atlantik seperduli itu pada manusia. Biasanya Atlantik tetap akan diam di tempatnya meski melihat orang jatuh dari lantai lima puluh.

Ganu meremas dadanya. Pura-pura pingsan dengan gaya slow motion. Gayanya yang lebay membuat Atlantik merasa muak.

"Meleleh hati adek bang," ucap Ganu lalu berpura-pura sesak napas untuk mendramatisir keadaan. Pelan-pelan cowok itu menutup matanya. "Selamat tinggal kakanda, aku bangga memilikimu," ucapnya sebelum benar-benar terdiam.

"Cih." Atlantik berdecih. Antara ingin tertawa atau ingin muntah Atlantik lebih ingin mencekik leher temannya itu.

"Gue duluan," bisik Atlantik yang diacungi jempol oleh kido.

Atlantik berdiri. Menyampirkan tas ke pundaknya. Tanpa perasaan cowok itu menginjak perut Ganu membuat Ganu terkesiap.

"WOY! TUNGGU LO. GUE CUCI OTAK LO PAKE OLI!" teriak Ganu tak terima atas perlakuan Atlantik.

Tak memperdulikan teriakan Ganu yang kesetanan Atlantik berjalan santai menuju parkiran. Cowok itu memakai jaket hitamnya. Celana yang ia pakai masih celana seragam basket yang mengespos bagian betis Atlantik.

Cold AtlantikWhere stories live. Discover now