18• LO!? ☪︎

357 52 7
                                    

Naura berjalan sedikit tergesa-gesa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Naura berjalan sedikit tergesa-gesa. Lima belas menit lagi gerbang akan ditutup, sebab itulah Naura berjalan sedikit berlari.

Uang untuknya naik angkutan umum harus ia tabung untuk membeli buku yang harganya 320.000. Sangat mahal menurut Naura.

Tangannya memegang kotak bekal. Untuk siapa lagi jika bukan untuk Gibran.

Helaan nafas lega baru saja keluar dari mulut Naura. Melangkahkan kakinya santai tak lupa sesekali menyapa temannya yang kebetulan lewat dihadapannya.

"Dor!" Naura terkejut, hampir saja ia menjatuhkan kotak bekal untuk Gibran.

Dia Luna. Gadis yang baru saja digendong oleh Gibran, dan asik bercengkerama ria di Taman

Naura menatap Luna dan berlagak sebal. Walau di hatinya ada sedikit rasa yang menjanggal ketika mengingat kejadian kemarin. "Ck! Kebiasaan deh!"

Luna terkekeh dan menatap benda yang setiap hari Naura pegang. "Cie buat siapa tuuh," goda Luna mengetuk-ngetuk tutup kotak bekal Naura.

Naura menjauhkan sarapan pagi untuk Gibran dari tangan Luna. Menatap Luna sinis dan mencibir, "buat kak Gibran lah! Siapa lagi." Ketusnya tanpa sadar.

Luna mengeriyit heran. Tak seperti biasa Naura se-sensitif ini. "Lo kenapa dah?"

Naura menggeleng. "Ah nggak, gue duluan ya."

"Eh bentar!" Luna menahan tas milik Naura hingga gadis itu mundur beberapa langkah. "Apa lagi sih?"

"Hehe, PR Fisika gue belom, gue mauー"

"Ambil sendiri di tas. Jangan buka aneh-aneh!" Sela Naura dan nada peringatan diakhir kalimat.

"Yes! Lo emang ter the best deh! Oke sip, thank you. Sana ngapel ke mas pacar. Byee!" Luna langsung berlari mendahului Naura yang mengeluarkan sumpah serapah pada Luna.

"Nyebelin lo!" Teriaknya.

Naura yang ingin menuju roftoop harus ia urungkan karena ada hasrat ingin membuang sesuatu. Ia berbelok berlawanan arah dari kelas Gibran untuk sampai ke kamar mandi.

"Ish! Pantat gue sakit tau!"

"Ck! Ribet!"

"Mata loー"

"Hust! Cewek gak boleh ngomong kasar!"

"Dih biarin lah!"

Naura mendengar keributan sekitar kamar mandi. Yang tadinya tidak ia gubris malah menghentikan langkahnya ketika siapa yang asik berdebat.

Lagi-lagi Luna dan Gibran saling melempar senyum. Luna bahkan tidak segan mengulurkan tangan dan memasang wajah melas, dengan senang hati Gibran menariknya hingga jarak mereka menipis.

"Ck! Modus lo!"

Gibran terkekeh dan mencubit hidung Luna hingga memerah. "Sana belajar yang rajin," Suruhnya tak lupa mengacak pelan rambut Luna.

About NauraWhere stories live. Discover now