24• Sesak ☪︎

498 78 4
                                    

Hallo!! Aku kembali dr hiat nih! Kangen About Naura tidaa? Jngn sampe kalian lupa alurnya lho yaa😫 Happy Reading!!

PUTAR MUSIK SEDIH BIAR FEELNYA KERASA YAA🙆‍♀️

PART INI PANJANG BNGTT. 2000+LEBIH UEUEUEU, KALAU ADA TYPO BILANG YAA. THANKIEESS💘

***

Terkadang ada rasa sakit yang 'tak bisa diungkapkan dengan dengan kata-kata, namun dapat dicurahkan melalui aksara.

៚ NauraZln

━━━ೋ๑୨۝୧๑ೋ━━━

Gadis yang tengah meringkuk di atas kasur yang asing itu perlahan mengerjapkan kedua matanya.

Setelah terbuka sempurna, dia menelisik ruangan tempat ia tidur. Kepalanya sangat berat untuk sekedar menoleh.

"Lo udah sadar?" tanya Luna.

Naura meringis pelan ketika ia berusaha bangun, namun tangan Luna mendorong pelan bahu Naura pelan agar tertidur kembali.

Raut wajah gadis itu tampak menunjukkan kekhawatiran. Ah, ia jadi teringat hal menyakitkan tadi malam.

Naura mengulas senyum tipis, ia berusaha menenangkan Luna yang notabenenya adalah Adik Gibran.

"Gue gak pa-pa. Lo gak usah khawatir, cuman syock aja tadi hehe. Jam berapa sekarang?" tanya Naura mengalihkan percakapan.

Luna menghela nafas berat dan melirik jam yang ada di dinding. "Setengah sembilan, lo gakー"

"Anjir! Mati gue!" pekik Naura langsung menegakkan badannya, tak memperdulikan rasa pusing yang menyerang. Yang ia pikirkan adalah nasib dirinya ketika pulang dan berpas-pasan dengan Ayahnya.

"Kaget anjir!" umpat Luna sambil mengelus dadanya. "Gak usah pulang lo!" sentaknya saat melihat Naura hendak bergegas pulang.

Naura menghentikan pergerakannya dan menatap Luna tajam. "Mata lo gak pulang! Jadi apa nanti kalo Ayah gue tau?"

Ah iya. Luna hampir lupa bagaimana sifat Ayah Naura yang keras dan tak segan bermain fisik dengan Anaknya.

"Terus lo mau pulang sekarang?"

"Sampe Kak Gibran ngajak balikan sama gue!" sahutnya nge gas.

Luna mengusap wajahnya gusar. "Gue anter."

"Gak usah, Lun, gue bisa sendiri," tolak Naura halus.

"Tapiー"

"Gue pulang ya?" pamit Naura halus. "Oh ya, siapa yang bawa gue kesini? Dan ... gimana sama Kak Gibran?"

"Kak Galeen. Ngapa sih lo tanyain dia? Dia aja gak peduli sama lo!" jawab Luna sedikit ketus. Jujur saja, Luna tak habis pikir dengan Naura yang masih sanggup tersenyum ditengah badai masalah yang menunda kebahagiannya.

Naura terkekeh. "Gak pa-pa sih, cuman tanya aja, masalah peduli atau nggak peduli, dia tetep pacar gue," katanya membuat Luna melotot.

"PACAR!? COWOK BRENGSEK KAYAK DIA MASIH LO ANGGAP PACAR!?" pekik Luna marah.

"Bagaimanapun masalahnya, hubungan gue sama Kak Gibran berdua belum ada kata 'putus' diantara kita," tuturnya.

Seketika amarah Luna memuncak, mengapa ada gadis sesabar Naura meskipun berkali-kali disakitin?

"Tapi dia kagak anggap elu, Na ...." Luna mendekat dan memegang kedua pundak Naura, tatapan Luna menyiratkan kesedihan mendalam terhadap apa yang Naura rasakan.

About NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang