05• Im (not) Fine ☪︎

593 87 30
                                    

❝Dia berkata tanpa memperdulikan hatiku yang hancur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝Dia berkata tanpa memperdulikan hatiku yang hancur. Dia menamparku tanpa memperdulikan tubuhku yang lemah. Dan dia mencaci maki ku tanpa memperdulikan apakah aku butuh kasih sayang orang tua atau tidak ❞

➵ | moon girl ૢ་༘࿐
☪︎⋆
˚         ⊹      ☪︎⋆    ·  *    ✧    ⋆    · * . · .     · ·       ..   . .       · +       ·  * ✫    * ⊹ * ˚      . .   ☪︎⋆
☪︎⋆

Lutfi berdiri menatap nyalang gadis bulan yang menatap nya tak percaya. "Hm, bagus ya malem malem keluyuran. Kemana aja malam malam begini ha!? Mau jadi jalang!?" Bentak Lutfi di depan wajah Naura.

Seketika jantung Naura seakan berhenti berdetak, jarum jam seakan berhenti berputar, rintik hujan mulai turun diiringi air mata Naura yang tak terasa menetes.

Ucapan yang Lutfi lontarkan seakan tidak berfikir dua kali, mengucapkan dengan seenak jidat tanpa memikirkan hati Naura yang telah remuk. Jadi begini rasanya sakit tapi tak berdarah?.

Gadis bulan itu menggelengkan kepalanya seakan tak percaya. Ah, ia ingin segera bangun dari mimpi buruk ini.

Plak

Satu tamparan berhasil mendarat mulus di pipi kanan Naura, membuat gadis itu menolehkan kepalanya karena tamparannya yang cukup kuat.

Tidak tidak! Ini nyata! Ini bukan mimpi! Ini nyata, ternyata benar, takdir hidupnya tak ada garis kata Bahagia. Gadis bulan itu harus menerima tamparan, caci maki, tendangan di badannya.

Naura menggelengkan kepalanya kuat seakan tidak percaya apa yang laki laki yang berumur 37 tahun ini lakukan.

Mata Lutfi tak sengaja melihat buku diary Naura yang tergeletak tak berdaya di lantai. Dengan gembok kunci yang bertuliskan "Naura"

Laki laki paruh baya itu berjongkok mengambil diary yang banyak rahasia rahasia yang Naura pendam. Mulai dari ia sangat kehilangan seorang bunda, hingga curahan hati tentang ayah nya.

"J-jangan yah" Naura memohon kepada ayahnya. Tangan gadis itu bahkan mencoba meraih buku diary nya yang diangkat tinggi oleh ayahnya.

"Saya ingin tahu, apa saja yang anda tulis" ucap Lutfi santai. Tangannya mencoba membuka gembok yang Naura kunci.

"Jangan yah, please"

Lutfi tetap kekeuh untuk membuka buku berwarna hijau itu.

Cklik

Gembok berhasil Lutfi buka. Naura semakin kalut, takut jika dirinya akan dihukum berat oleh laki laki yang akan membuka buku itu.

Bom!

Buku tersebut terbuka menampilkan tulisan tulisan aksara yang rapi nan indah.

Mata Lutfi bergerak kekanan dan kiri membaca satu demi satu curahan hati Naura yang ia tuangkan dalam aksara.

About NauraWhere stories live. Discover now