Byurr
Naura yang merasakan tubuhnya seperti disiram oleh air dingin langsung bangun dari tidur nya. Tidak lihatlah ini masih jam 4, ada saja yang membuat Naura naik darah.
"A-ayah" Naura tersenyum senang melihat kedatangan ayah nya. Walau dirinya disiram oleh air dingin, namun ia tetap berusaha sabar.
"Saya minta yang lima ratus ribu!" Suruh Lutfi mutlak. Ia tak perduli anak nya yang kini basah kuyup oleh nya.
"Ta-tapi Yah--"
Lutfi langsung berjalan ke arah lemari anak nya yang telah usang. Ia mengobrak abrik mencari uang limaratus ribu entah untuk apa.
"Ini apa hm? Mau bilang tidak punya? ANDA SUDAH BERANI BERBOHONG DENGAN SAYA HA!?" bentak Lutfi lalu berjalan meninggalkan Naura yang basah kuyup tersiram air dingin.
"Naura kuat kok. Naura gak boleh cengeng! Lo kuat Naura!" Naura tersenyim tipis seolah menyemangati dirinya sendiri. Segera Naura berjalan ke arah kamar mandi membersihkan diri dan bergegas sholat subuh.
Selang 20 menit, Naura sudah siap dengan seragam nya. Ia mengambil mukena berwarna hijau daun kesukaannya dan sajadah.
Naura sholat dengan khusyuk menghadap sang illahi. " Ya tuhan... berikan hamba kesabaran menghadapi ujian mu yang berat ini. Berikan hamba ketegaran untuk melewati cobaan dari mu. Amin" Naura pun langsung mencopot mukena nya dan melihatnya rapi.
Jam masih menunjukkan pukul 05.35. Itu berarti gerbang sekolah masih ditutup rapat.
Kaki kecil nya melangkah ke meja belajar dan mengambil buku diary berwarna hijau muda pemberian ibundanya.
aku hanya ingin merasakan dekapan hangat dari seorang ayah
Aku hanya ingin merasakan kasih sayang dari seorang orang tua
Aku ingin berbagi cerita dengan ayah
Aku ingin berkeluh kesah dan senang gembiranya hari hari ku dengan ayahAku hanya meminta itu tuhan, tidak lebih
Aku ingin merasa disayang oleh seorang ayah
Tapi aku bisa apa selain berdoa dan berdoa
Menyelipkan kata ayah dalam setiap sujut kuUntuk ayah...
Meskipun ayah tidak lagi menganggapku ada
Meskipun ayah hanya datang disaat ayah butuh
Meskipun ayah sering mencaci maki dan menghinaku
Aku tetap sayang ayahーgadis bulan
Naura kembali membaca tulisan demi tulisan yang ia rangkai dalam buku diary yang telah usang namun masih bagus.
Air matanya menetes melihat kelakuan ayah nya yang semakin hari semakin menjadi.
Tangannya terulur mengambil pigora yang berisi gambar ayah, bunda dan dirinya yang tengah tersenyum bahagia ke arah kamera seakan tidak ada beban yang menimpa mereka.
YOU ARE READING
About Naura
Teen FictionIni tentang Naura, si gadis bulan yang hidupnya dipenuhi oleh sayat dan goresan. Tentang gadis yang menelusuri jalan kegelapan untuk mencari secercah harapan dan kasih sayang. Dan ini juga tentang gadis perempuan yang hidupnya berkali-kali dijatuhk...