04• Jadian!? ☪︎

625 93 27
                                    

Seorang gadis berambut kecoklatan itu mulai mengerjapkan matanya saat sang Surya secara terang terangan menampakkan dirinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang gadis berambut kecoklatan itu mulai mengerjapkan matanya saat sang Surya secara terang terangan menampakkan dirinya. Alhasil, gadis itu langsung membuka matanya perlahan.

Setelah terbuka sempurna, gadis itu tersenyum mengembang. "Hoooaam. SELAMAT PAGI DUNIA!" Pekik Naura. Entah kenapa dirinya sangat bersemangat di pagi hari saat ini.

Senyum indah itu perlahan memudar lalu digantikan oleh raut muka yang menyedihkan. "Hufftt" Naura menghela nafas panjang. Gadis bulan itu masih mengingat betul ucapan sang bunda jika dirinya tidak boleh bersedih.

"Oke, tetap jadi Naura yang bunda sama ayah kenal!" Ujar nya lalu menyibakkan sarung yang ia jadikan selimut itu dan bergegas mandi.

Selang beberapa menit, gadis bulan itu sudah siap dengan seragam nya, rambut yang dikucir kuda, polosan bedak bayi yang menambah aura kecantikan Naura semakin berlipat. Meski tak ada polesan gincu atau semacam nya di bibir mungil Naura, namun tanpa gincu pun bibir Naura tetap merah alami.

Seperti biasa, Naura menyempatkan diri untuk memasakkan nasi goreng untuk laki laki pujaan hatinya. Walau nantinya akan berakhir di perut kedua sahabatnya yang tak lain adalah Elang dan Ghani jika tidak ya,,,berakhir di tempat sampah.

Walau begitu, Naura masih saja memberikan bekal berisi makanan itu kepada Gibran, walau mendapat respon yang ketus.

Namun Naura yakin, suatu saat, kulkas berjalan itu perlahan akan memiliki rasa yang sama terhadap dirinya.

Lagi lagi Naura menggelengkan kepalanya dan terkekeh. "Pagi pagi udah halu aja" ucap nya sambil membolak balik nasi goreng itu agar matang merata.

Dengan telaten, Naura meletakkan nasi goreng itu ke kotak hijau yang menjadi warna favoritnya lalu menutup nya.

"Let's go!"

Dengan langkah riang, kaki Naura mengayun dengan semangat sesekali menyapa orang orang yang kebetulan lewat.

Tangannya melambai lambai kala melihat ada angkot seolah mengisyaratkan untuk berhenti.

Sesekali lah dirinya naik angkot, karena jika dirinya jalan kaki apalagi jam sudah menunjukkan angka 07.45 maka dirinya akan telat dan berakhir di tengah lapangan sembari hormat ke tiang bendera.

"Pak stop!" Ucap Naura lalu membayar ongkos angkot nya dan menapakkan kaki nya di SMA NusaRaja.

Kaki nya kembali mengayun dan tangannya yang memegang kotak bekal. Siapa lagi jika bukan untuk Gibrani Angkasa Galaputra.

"Weeiss. Pagi pagi udah mau ke gebetan aja" celetuk Elang sambil merangkul bahu mungil Naura.

Naura menoleh ke kakak kelas gesrek nya lalu tersenyum senang. "Iya dong, itu kegiatan wajib yang harus Naura lakuin"

"Buat Gibran mulu. Buat kak Ghani kapan?" Tanya Ghani yang berjalan beriringan dengan Elang dan Naura.

"Kak Ghani mau? Yaudah besok Naura masakin deh"

About NauraWhere stories live. Discover now