23• Dua Hati ☪︎

467 64 11
                                    

Di cintai karena kasihan itu menyakitkan.

៚ NauraZln

━━━ೋ๑୨۝୧๑ೋ━━━

Gue bukan 'perhatian' tapi 'prihatin'

៚ Gibrani Angkasa

━━━ೋ๑୨۝୧๑ೋ━━━

"Lo mau satu kenyataan?"

"Gue nembak lo, pacaran sama lo sebab gue.kasihan.sama.lo." ungkap Gibran enteng dan penuh penekanan.

Dua gadis itu terkejut oleh ungkapan sadis Gibran. Apalagi Naura yang tidak dapat membendung tangisnya yang kian deras.

Bersamaan dengan itu, Luna datang dengan nafss tersenggal-senggal akibat berlari.

"Gibran! Lo janji gak bilang se-kasar ini kan sama Naura!?" murka Luna membuat Naura bertambah pusing.

"Gue udah gak peduli, Luna! Dia udah balik, dan seharusnya gue ngungkapin semua!" tukas Gibran ikut tersulut emosi.

Citra memegangi kepalanya yang berdenyut pusing oleh perdebatan mereka bertiga. Ia sungguh tidak tahu apa-apa.

"Bentar-bentar, kalian bisa jelasin maksud kelian apa? Gibran sama ... Naura ini ada hubungan apa? Dan apa maksud dari ucapan Luna tadi?" tanya Citra mewakili Naura yang tak sanggup berkata apa-apa.

Naura menghapus kasar air matanya, ia menatap Citra dengan tak suka. "Maksud lo apa? Justru gue yang tanya sama lo. Lo ada hubungan apa sama pacar gue ini!?" tanya Naura sambil menekankan kata 'pacar.'

Gibran mengacak-acak rambutnya frustasi. Frustasi oleh semua rencana yang berjalan rumit ini.

Mata Citra melotot tak percaya. Ia lantas menatap Gibran dengan tatapan kecewa dan tanda tanya. "Maksud dia apa?" ketus Citra.

"Aarrghhh! LO!" Gibran menunjuk wajah Naura, matanya menatap Naura penuh kebencian. Sedetik kemudian, tangan Gibran mendorong bahu Naura hingga oleng dan terjerembab di rumput.

Pandangan pengunjung masih sama. Terpusat pada satu titik demi melihat mereka beradu argumen.

Ada yang langsung pergi karena mood-nya rusak, ada pula yang merekam kejadian live di depan mata.

Citra dan Luna lantas memekik sembari menyerukan Naura. Dua gadis itu membantu Naura berdiri, namun saat tangan Citra memegang lengannya, gadis itu menepisnya begitu saja. Tak lupa tatapan tajam yang Citra dapat darinya.

Hal itu tak luput dari pengelihatan Gibran.

"Lo belum jawab pertanyaan gue, Nyai Citra! Gak usah sok polos deh jadi pelakor!" hardik Naura. Citra menggeleng tak terima.

"Gue bukan pelakor, Naura."

"Dia pacar gue asal lo tau. Dan gue jadiin gue pacar lo karena dia." Gibran menunjuk Luna.

Naura menatap Luna meminta penjelasan, namun gadis itu nampak enggan untuk membuka suara.

"Maksud lo apa Lun?"

"G-gueー"

"One more. Citra itu pacar gue. Sebelum gue pacaran sama lo, gue udah pacaran sama Citra. Kita udah pacaran hampir tiga tahun, Citra pindah ke Malaysia karena ikut bokapnya yang harus dipindahkan ke rumah sakit di Malaysia," ungkap Gibran tanpa sadar menambah luka serta sesak di hati Naura.

"Kamu tega Kak Gib! Kenapa nggak bilang sama aku kalo Kak Gib udah punya pacar!?" pekik Naura diiringi derai air mata.

Naura memukul-mukul dadanya yang bertambah sesak. Sakit yang dirasa kian terasa begitu ngilu mendengar bahkan mengingat ucapan Gibran yang mengungkapkan dengan entengnya.

About NauraWhere stories live. Discover now