10• Tak Dianggap ☪︎

536 81 10
                                    

"Bangun pagi, gosok gigi, cuci muka, pasang fake smile" Naura bernyanyi riang didepan cermin yang telah retak sebagian sembari menyisir surai rambut coklat alami milik nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bangun pagi, gosok gigi, cuci muka, pasang fake smile" Naura bernyanyi riang didepan cermin yang telah retak sebagian sembari menyisir surai rambut coklat alami milik nya.

Ia menghembuskan nafas nya sembari melihat dirinya sendiri di pantulan kaca.

Ia tak henti-hentinya bersyukur masih dapat menghirup udara segar di pagi hari, dapat merasakan ketenangan pada malam hari, dapat melihat matahari yang menyorot langsung ke bumi, dan dapat melihat bulan sebagai teman bercerita nya, membayangkan jika bulan adalah ibu nya.

Ia mengambil alih tas nya dan memakai tas punggung dan bersiap untuk memulai hari yang baru.

Ia menatap alas sepatunya yang mulai terkelupas, hal itu membuat Naura tersenyum miris. Setidaknya bisa dipakai berjalan dan masih bisa bertahan walau untuk beberapa hari saja.

Ia kembali masuk kedalam kost nya dan mengambil amplop berisi uang yang ia selipkan di antara baju-baju nya.

"Tigaratus ribu?" Gumam Naura, ia begitu syock melihat uangnya tinggal tigaratus ribu. Mengapa ia sangat boros akhir-akhir ini.

Kembali menyelipkan amplop nya di tempat semula, Naura pun keluar dan bersiap menuntut ilmu.

Seperti biasa, Naura memilih untuk berjalan kaki untuk menghemat pengeluaran uang. Jarak dari kost-kostannya dengan sekolahnya cukup jauh. Mungkin membutuhkan waktu cukup lama untuk kesana, oleh karena itu Naura sering berangkat pagi pagi agar tidak terlambat.

Dengan tekad yang kuat serta niat yang teguh, Naura rela berjalan kaki hanya untuk bersekolah.

20 menit berlalu, keringat sudah jelas mengalir di pelipis gadis bulan itu, dadanya pun mulai sesak akibat terlalu lelah. Ia menghentikan kaki nya di dekat toko yang masih tutup dan mengobrak-abrik isi tas nya.

Semakin lama, rasa sesak itu semakin menjalar dan mencekik dirinya, nafas nya sudah tak beraturan mengingat ia mempunyai penyakit asma.

"Mana sih obat nya" nampak nya, ia lupa memasukkan obat pil untuk mengurangi rasa sesak di dada nya. Sialan, bisa-bisa ia mati konyol di dekat toko jika begini jadinya.

Tangan Naura bergetar, bibirnya semakin pucat dan rasa sesak di dada nya semakin menjadi.

Ia memegangi dada nya guna mengurangi rasa sesak, namun apa daya, itu pun tak berguna sama sekali.

"Naura loー"

"K-kak" Naura merintih kesakitan. Rasa sesak ini semakin menyiksa dirinya, lebih baik ia pingsan dari pada tersiksa seperti ini.

Galeen pun semakin dibuat panik oleh Naura. Bagaimana tidak, melihat wajah Naura yang putih pucat itu membuat Galeen merasa kasihan kepada gadis penderita asma itu.

"Astagfirullah Na" segera Galeen menggendong Naura ala bridal style dan membawanya masuk ke mobil nya.

Dengan terburu-buru, Galeen menghidupkan mesin mobil nya dan menancapkan gas menuju rumah sakit.

About NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang