08• Kecewa ☪︎

549 84 21
                                    

"Ayah, lihat nih, gambalan ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah, lihat nih, gambalan ku

bagus ndak?" Tanya anak kecil berumur 4 tahun yang sedang menunjukkan gambar buatannya sendiri.

Laki laki yang ia sebut ayah itu menunduk lalu berjongkok menyamakan tinggi nya dengan badan anak nya yang lebih rendah.

Pria paruh baya itu tersenyum lalu mengacak acak rambut putri nya. "Gambarannya bagus banget. Anak ayah sekarang jago gambar ya" ucap nya sembari mencubit pelan pipi gembul anak nya.

"Hihi, iya dong. Naula kan pintel nge gambal hehe" Naura kecil itu tertawa, hingga menunjukkan gigi ompong nya serta lesung pipi nya.

"Wah, anak bunda sekarang pinter gambar ya" ucap Bunda nya seraya tersenyum.

Naura kecil pun berlonjak lonjak kegirangan karena mendapat pujian sederhana namun terkesan istimewa untuk nya.

Plak!!

"Sekarang anda berani melawan saya ha!? Sekarang, berikan saya uang 2 juta!" Bentak Lutfi.

Naura tersungkur akibat tamparan Lutfi yang kuat. Ia memegangi pipi nya yang terdapat cap tangan besar milik ayah nya.

"N-Naura ngg-nggak punya u-ang sebanyak itu hiks..." jawab Naura tak berani melihat mata sang ayah.

"Oh, apakah anda berbohong!?"

Lutfi pun beranjak mengacak acak seluruh isi kost kostan kecil yang Naura tempati.

Dalam hati Naura hanya bisa berdoa agar diberikan ketabahan oleh sang maha kuasa.

"Apa!? Mengapa hanya ada limaratus ribu!? Dimana anda menyembunyikan!? Dimana!? DIMANA!?" Nada intonasi Lutfi semakin meninggi, hingga membuat Naura menutup kedua telinga nya sembari terisak.

"Kenapa diam ha!? Tunjukkan dimana anda menyembunyikan uang yang lainnya!" Sekali lagi, Naura hanya bisa menjerit dalam hati seraya meremas rambut nya frustasi.

Mata nya tak berhenti mengeluarkan cairan bening penuh rapuh, sungguh dirinya sangat lelah oleh semua ini.

"Sialan!"

Lutfi pun beranjak keluar dengan membawa uang tabungannya yang ia miliki satu satu nya.

"Naura rindu bunda" lirih nya. Setelah itu, Naura tak bisa melihat apa apa. Hanya background hitam yang ia lihat. Naura pingsan.

"AYAH!"

Keringat bercucuran di kening Naura. Mata nya sembab dan nafas nya tidak beraturan.

Perlahan, bahu Naura melemah, ia menetralisir kan nafas nya lalu meraih gelas air putih yang ada di meja.

Ia meneguk nya dengan tergesa lalu mengambil dua pil obat karena dirasa dadanya kembali sesak dan sulit untuk bernafas.

Ia melirik jam yang ada di meja dekat gelas air putih yang ia minum tadi sudah menunjukkan pukul 06.30.

About NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang