12• Percekcokan ☪︎

416 71 12
                                    

"Astagfirullah Na! Lo kemana aja!? Lo kabur!? Heh balik gak lo! Share loc gak! Sekarang lo dimana ha!" Dumel Luna terlihat frustasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Astagfirullah Na! Lo kemana aja!? Lo kabur!? Heh balik gak lo! Share loc gak! Sekarang lo dimana ha!" Dumel Luna terlihat frustasi. Baru saja Naura menggeser tombol hijau dan langsung disambut ocehan oleh Luna.

"Suara lo plis kecilin dulu Ih! Emm...ini gue lagi di kost-kostan baru hehe. Abisー"

"Gak usah bohong! Baju lo masih di sini" sela Luna. Dapat didengar suaranya yang berubah menjadi dingin.

Dalam kamar bawah tanah, Naura meneguk salivanya dengan susah payah. 'Nah kan, gue ogeb banget!' Umpat Naura pada dirinya sendiri.

"Iya,,,ini gue m-mau ke Apartemen lo hehe"

"Gak! Pokoknya lo harus tinggal di apartemen gue!" Ucap Luna mutlak.

"Tapー"

Tut tut

"H-hallo? Lun? Luna? Mampus pasti Luna dateng ke sini" gumam Naura frustasi. "Eh? Luna kan gak tau tempat nya ahaai. Mana bisa Luna tau tempat nya" Naura bersorak senang.

"NAURA!! WOE KELUAR CEPET!!" Teriak seseorang dari depan rumah ayahnya.

Glek.

Mendengar teriakan yang tidak asing di indra pendengaran Naura, membuat gadis itu menelan salivanya dengan susah payah.

"K-kok L-Luna ta-tau?" Gumam Naura gugup. Badannya bergetar dan detak jantungnya sulit diajak kompromi. "Pasti L-Luna bakal marahー"

"NAURA!! KELUAR CEPET!! GUE TAU LO DI DALEM!!" Teriak Luna melengking.

Segera, Naura langsung berlari ke depan rumah untuk menemui Luna. Belum sampai ambang pintu, Naura melihat Lutfi dan Michelle yang sudah berjalan ke gerbang.

Melihat itu, Luna terkejut bukan main melihat siapa orang pertama yang membuka gerbang megah ini. Luna tersenyum miring lalu berdecih. "Ck! Ketemu lagi ketemu lagi. Muak saya melihat wajah anda! Sekarang! Dimana keberadaan sahabat saya!? Kau pasti menyembunyikan dia kan!?" Cibir Luna.

Lutfi memasang senyum devil nya. "Maksud anda, pembantu dekil yang sehari-hari menulis hal yang tak penting? Bernyanyi seperti orang gila? Dan melihat bulan yang terlihat membosankan?" Sungut Lutfi.

Luna mengepalkan tangannya mendengar ejekan yang keluar dari mulut ayah sahabat nya ini. Matanya tak sengaja melihat Michelle dengan pakaian kurang bahan ini sedari tadi menatap benci Luna.

Senyumnya berubah menjadi senyum miring lalu berkata, "oh sekarang sudah menikah sama perempuan ini ya? Lalu anak sendiri di bilang pembantu? Dasar b***h perebut kebahagiaan orang. Ups! Canda b***h!" Sembur Luna pedas. Setelah itu ia berlalu masuk kedalam rumah mencari keberadaan Naura.

"HEI! ANAK SIALAN! PUNYA HAK APA ANDA MENGHINA ISTRIKU SEPERTI ITU!!" Teriak Lutfi dan mengejar Luna.

Mendengar keributan diluar rumah membuat tubuh Naura bergetar hebat. Apalagi Luna dan ayah nya saling adu mulut dan melontarkan kata-kata pedas satu sama lain.

About NauraWhere stories live. Discover now