Prolog

744 67 6
                                    

We love you, ARMY!!!”

Sorakan riuh para fans membahana di penjuru Stadion, mengakhiri konser gemilang dari salah satu idol grup Korea Selatan. Bangtan Sonyeondan atau BTS.

Namanya semakin melejit selaras dengan penghargaan bergengsi yang acap kali mereka dapatkan. Tak sia-sia mereka berjuang dari titik terendah hingga sampai ke puncak kesuksesannya sekarang.

Namun setinggi apapun mereka terbang, mereka tak pernah melupakan darimana mereka berasal. Mereka berterima kasih kepada para ARMY yang telah memberikan sayap sehingga mereka bisa terbang tinggi menuju puncak kejayaan yang tidak terbayangkan.

Turun dari panggung, pria ini tak henti-hentinya menitihkan air mata. Melihat antusias para ARMY yang tak surut-surut meski konser telah usai, meniupkan euphoria di dalam dadanya.

Rasa haru biru dan bahagia itu masih menyeruak, mengakibatkan tetes demi tetes linangan itu kembali berdesakan. Betapa beruntung rasanya memiliki penggemar yang senantiasa mendukung mereka, menyertai perjalanan mereka dari dulu hingga sekarang. Dari dasar bumi yang terdalam hingga ke angkasa yang menjulang.

Aaih, Jinjja! Kenapa kau terus menangis? ARMY akan sedih jika masih melihatmu seperti itu.”

Kim Seokjin, atau biasa dipanggil Jin, menegur sang Golden Maknae yang tak kunjung menghentikan tangis. Nada bicaranya terdengar meledek. Namun siapapun yang melihat dari dekat akan mengetahui bahwa kedua mata Seokjin juga tampak berkaca-kaca.

“Kerja bagus, yeorobun-deul! Akhirnya kita bisa melakukannya dengan baik lagi!” Namjoon bersuara. Diikuti sorakan puas dari masing-masing member. (semua)

Good job, boys! Kalian luar biasa!”

Manajer Sejin tiba-tiba datang memasuki ruangan tempat para member BTS beristirahat. Mimik mukanya tampak berseri-seri. Senyuman bangga mengembang dengan lebarnya. Menampakkan deretan gigi putih yang terawat.

“Ah, hyung. Apa agenda kita setelah ini?”

Ya! Kita baru saja menikmati nafas dengan tenang, Tae. Kau sudah bertanya agenda lagi?”

Jimin melempar aksesoris ke arah Taehyung, melampiaskan rasa gemasnya pada lelaki itu di tengah waktu istirahat mereka yang masih terbilang singkat.

Manajer Sejin terkekeh, “V benar. Meskipun aku tahu kalian lelah, tapi kita juga harus memperhatikan agenda kita selanjutnya. Dalam beberapa hari ke depan, agensi akan meluncurkan pembuatan album baru. Jadi, kalian bisa bersiap-siap untuk itu.”

Mereka diam menyimak.

“Uhm, tapi untuk sekarang..”

Sejin menggantungkan ucapan. Seolah sengaja membuat ketujuh pria yang penuh dengan peluh itu diliput penasaran.

Tak tega, dia pun kembali berkata, “Mulai detik ini sampai satu minggu ke depan, silahkan nikmati liburan kalian! Kalian akan free dari segala shooting. Jadi, pergunakan waktu tujuh hari itu untuk me-refresh pikiran dan tenaga kalian.”

Para member terkejut. 

Daebak! Jinjja?!” Hoseok berseru. Lebih tepatnya memastikan kebenaran kabar gembira itu. (Luar biasa! Serius?)

Mendapati Manajer Sejin menganggukkan kepala, mereka langsung bersorak gembira. Persis seperti bujangan yang baru saja memenangkan lotre. Tapi, yah.. rasanya memang serupa dengan itu.

“Tapi tetap saja, kalian tidak boleh bertindak diluar batas yang bisa mencoreng nama label ataupun BTS, deal?”

Deal!!!”

----

Akhirnya bisa upload iniii
Huh, aku harap bisa konsisten sampe bisa namatin cerita ini.
Cerita ku yg satu lagi masih terbengkalai, bodo amat, kapan-kapan aja huhu..

So, guys.. gimana? Butuh masukan plis..
Btw, jangan lupa vote yaa.. Biar nambahin semangat buat nuliasnyaa🤗

Makasih banyak udah mau bacaa..
See youuuu💜

Nice To Meet YouWhere stories live. Discover now